Sejarah Kepemimpinan Perempuan Pertama Di Maluku Utara Dalam Bingkai Kesetaraan Gender”
- account_circle Rosita Tuhuteru
- calendar_month Jum, 11 Jul 2025
- visibility 37
- comment 0 komentar

Sumber foto : Istimewa
Pemahaman Kesetaraan Gender sangat sederhana walaupun seringkali disamakan dengan pengertian jenis kelamin. Seharusnya pada langkah pertama ini yang perlu dipertegaskan mengenai persoalan gender tidak dapat dipisahkan dengan jenis kelamin. Sebab keduanya memiliki perbedaan, gender merupakan pembagian antara tugas laki-laki dan perempuan, sedangkan jenis kelamin merupakan konsep biologis yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Melihat pada konteks kepemimpinan perempuan di ranah politik, salah satu contoh di Maluku Utara adalah Serly Tjoanda merupakan Gubernur pertama perempuan di Maluku Utara, yang mencetak sejarah bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin di sebuah daerah. Sebagaimana yang kita ketahui secara bersama bahwa Serly Tjoanda merupakan Gubernur Maluku Utara yang melatarbelakangi minoritas, berbeda halnya dengan Gubernur sebelumnya di Maluku Utara.
Setiap manusia berhak menjadi pemimpin tanpa membedakan jenis kelamin, Agama, Suku, dan Ras. Tapi, makna dari itu bukan hanya sekadar menjadi pemimpin dalam pemerintahan, justru harus juga menjadi pemimpin dalam pendidikan, pemimpin disebuah lembaga atau organisasi, pemimpin keluarga, bahkan pemimpin untuk dirinya sendiri. Maka bukan menjadi standar dalam memilih pemimpin dengan melihat gender nya saja, tetapi lebih dalam melihat karakteristik pemimpin itu sendiri.
Kebanyakan saat ini masyarakat memandang dalam diri perempuan sangat emosional, lemah, dan labil. Sementara di sisi lain Laki-laki menyadari bahwa mereka sangat kuat, logis, perkasa, dan juga tidak mudah menangis. Dalam memilih pemimpin tidak harus memandang jenis kelamin karena sifat dan karakteristik perempuan dapat berubah dari waktu ke waktu, mungkin terjadi dalam kelas sosial yang berbeda. Sejarah ini memberikan gambaran kepada kita bahwa kepemimpinan seorang perempuan belum tentu memberikan dampak yang negatif kepada masyarakat.
- Penulis: Rosita Tuhuteru
- Sumber: Penulis adalah : Ketua Himpunan Mahasiswa Sains Biologi Universitas Nahdlatul Ulama Maluku Utara
Saat ini belum ada komentar