Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » OPINI » Ramadhan Sebagai Spirit Pembebasan Diri

Ramadhan Sebagai Spirit Pembebasan Diri

  • account_circle Muhammad Asmar Joma
  • calendar_month Sab, 29 Mar 2025
  • visibility 292
  • comment 0 komentar

Saat ini umat Islam telah berada pada puncak perpisahan dengan ramadhan sebagai bulan yang suci, bulan yang dimana semua umat Islam diberikan tarbiyah (pendidikan) oleh Allah Swt. Ramadhan adalah salah satu bulan yang istimewa dari sekian banyak bulan dalam Islam, sehingga begitu banyak keistimewaan yang terdapat dalam ramadhan kita pun  diperintahkan oleh Allah Swt untuk berpuasa. Allah Swt berkata dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183 “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Penegasan kalimat tersebut tidak sebatas kalam illahi yang tidak memiliki makna tetapi jutru memiliki nilai yang besar.

Tamu mulia akan pergi meninglkan jejak air mata di hati setiap mukmin dan pergi setelah mengisi cahaya pada qalbu para pecinta, ia pergi bersama waktu dengan diam-diam menyisahkan rindu bagi para pecinta. Namun, dibalik kepergainnya, terdengar tangisan jiwa-jiwa yang merindukan kehadirannya. Bagi para ahli tasawuf Ramadhan bukan hanya  sekedear sebuah bulan puasa atau ritual ibadah semata tetapi musim cinta antara hamba dengan kekasihnya ( Allah Swt), masa di mana rahmat turun seperti hujan, dan jiwa-jiwa dibersihkan dari karat dunia. Kepergiannya meyishkan duka tetapi juga membawah pesan teologi yang dalam.

Lalu apa sebenarnya tarbiyah (Pendidikan) dari Ramadhan yang bisa dijadikan pelajaran bagi setiap umat Islam dalam melaksanakan proses puasa. Pertama: sudah seharusnya kita semua sadar bahwa kehadiran Ramadhan tidak semata-mata hanya dilakukan dengan berpuasa selama satu hari melainkan ada nilai yang terkandung di dalamnya yang harus dijadikan sebagai spirit dan transformasi diri menuju perubahan sosial, dengan begitu kita memiliki orientasi dalam melaksanakan perintah  Allah Swt. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (QS Al-Baqarah: 184).

Pada bagian lain menahan lapar dan haus adalah proses Allah Swt mendidik kita bahwa ternyata, pada prinsipnya semua diantara kita sama mulai dari yang kaya, miskin, yang memiliki jabatan dan  tidak memiliki jabatan sosial status itu dihapuskan Allah Swt, semuanya sama  menahan rasa lapar dan haus sebagai bukti bahwa tidak ada ketimpangan kalas, itu artinya Islam telah tuntas memberikan pendidikan kesetaraan melalui puasa. Pada kondisi itu semua secara tidak langsung melepaskan  predikat sosial  untuk tiba pada satu nilai revolusiner  yang disebut dengan solidaritas (Ashobiyyah). Pertanyaan singkat pun akan muncul. Apakah kita sudah benar-benar merdeka setelah kepergian Ramadhan, atau justru kembali terbelenggu pada penyembahan materi(kossumerisme), penyembahan ego ( kesombongan, ke-Aku-an yang lebih), penyembahan system kelas(ketidakpedulian atas nasib orang lain)?

 

Bulan suci Ramadhan merupakan sebuah momentum spritualitas yang diberikan Allah Swt pada umat baginda besar Muhammad Saw, bukan juga sekedar ibadah rutin yang menuntut umat Islam untuk berpuas. Tentu lebih dari itu.  Bulan suci Ramadhan bukan sekedar ritualitas keagamaan yang bersifat mekanis melainkan sebuah revolusi spritual yang menuntut transformasi diri secara personal juga secara sosial. Benar bahwa Ramadhan adalah bulan yang memiliki kemualiaan dan keaguanan yang besar yang diberikan Allah swt kepada umat Islam.

Olehnya, saya melihat sedikit berbeda tentang Ramadhan dalam konteks teologi pembebasan. Mungkin saja wacana semacam ini akan melahirkan sebuah prespektif baru dari berbagai kalangan untuk membanta ataupun menolak, bagi saya hal semacam itu  harusnya dilakukan. Pertama saya ingin katakan bahwa dapat kita pahami Ramadhan tidak hanya menuntut disiplin fisik untuk menahan rasa haus dana lapar sebagai refelksi diri pada keyakinan terhadap perintah agama, namun ada sebuah pembebasan diri dari bentuk penindasan baik bersumber dari struktur internal dan eksternal diri.

Ramadhan menjadi cerminan yang memantulkan dua relalitas: keagungan spiritual dan keterpurukan manusia dalam kubangan materialisme. Kehadiranya sebagai tamu revolusiner yang secara langsung mengugat kepasifan kita atas kejahatan sosial yang terjadi pada umat Islam. Berhala social yang mengikis kemurnia batin umat Islam sebagai kekuataan pergerakan  untuk bebas dari belengu sistemik, Ramadhan hadir bukan saja sebagai anti-tesa atas system kepitalis yang menjebak keyakinan umat Islam pada ruang matrealisme dan konsumerisme tetapi justu membahwa tranformasi individu pada  kesedaran profetik.

Jika dilihat dengan leskap teologi pembebasan, puasa hadir sebagai aksi perlawanan  total atas system yang penindasan kekuasaan terhadap rakyat kecil, sistim produksi konsumsi makan, bicara yang berlebihan( tidak ada manfaat) hal ini menjadi perlawanan secara terang-terangan terhadap system kapitalisme yang mengubah manusia menjadi mesin produksi-pemusnah. Harusnya puasa menjadi manifesto pembebasan individu yang terjebak dalam kesalahan dari pendekatan taqarrub ilallah (pendekatan diri kepada Allah ) ke pendekatan pada kaum tertinas. Hasan Hanafi dalam buku (Dari Aqidah Ke Rovolusi) secara sederhana mengatakan bahwa “ibadah tanpa pembalaan kepada kaum mustad’afin adalah pengkhinatan terhadap misi kenabian”.

Kepergian Ramdhan bukan hanya menjadi air mata yang dibaluti kerinduan tetapi menyalahkan api revolusi, sebab tangisan sejati atas kepergain Ramdhan harus menjadi pembakar jiwa untuk menagakan kembali nilai tauhid sebagai kerangka pergerakan sosial dari personal menuju perubahan keloktif. Ramadhan harus menjadi energi melawan tirani kapital, tirani taklid,tirani ego yang didesai system kekuasaan yang zalim.

Puasa juga harus menjadi strategi revoluisiner untuk melahirkan kesadaran kelas yang tertindas. Puasa juga sebagai laboratorium eksistensial tempat umat Islam dilatih untuk mengalami kenosis (pengosongan diri) bukan saja dari makanan tetapi dari ilusi superioritas sosial, ekonomi, dan  moral yang dibangun oleh system kapitalistik.

Ali Syariati dalam Islam dan Sosialisme, memberikan sebuah pelajaran penting bahwa kita harus belajar menjadi orang miskin atau merasakan sebuh kondisi tak berkepunyaan. Syariati membongkar hegomoni spiritual yang di control oleh rezim agama yang bekerja sama dengan kekuasaan. Olehnya, puasa adalah bentuk disiden spiritual untuk memprotes system masyarakat yang mengkotak-kotakan manusia berdasarkan system kepemelikan materi. Jadi menahan lapar seorang muslim dipaksa untuk keluar dari zona nyaman borjuasi relegius untuk menjadikan ibadah sebagai symbol perlawanan.

Zakat adalah penghancuran piramida ekonomi dengan cara memaksa si kaya merasakan getirnya kemiskinan melalui redistribusi kekayaan. Sementara haji adalah simbol pemersatu ummat yang melampaui batas nasionalisme dan sektarianisme.Sholat. Mislanya bukan sekedar gerakan tetapi sebagai pengingat manusia akan kesetraan mutlak di hadapan Tuhan. Kaya-miskin bersujut dilantai yang sama.

Wallahu a’lam bisshawab. Salah Mohon Maaf.

 

 

 

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Mantan Pelatih Timnas U-17 Iwan Setiawan Hadir Beri Coaching Clinic, Bangkitkan Semangat Pemain Muda Tidore

    Mantan Pelatih Timnas U-17 Iwan Setiawan Hadir Beri Coaching Clinic, Bangkitkan Semangat Pemain Muda Tidore

    • calendar_month Jum, 23 Mei 2025
    • account_circle Muzstakim
    • visibility 72
    • 0Komentar

    Balengko Space – Tidore, 23 Mei 2025 – Mantan pelatih Timnas Indonesia U-17, Iwan Setiawan, hadir di Sekolah Sepak Bola (SSB) Saremo Putra, Kelurahan Tambula, Kota Tidore Kepulauan, untuk memberikan coaching clinic kepada para pemain muda di Lapangan Stadion Marimoi. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 23 Mei 2025. Iwan Setiawan datang bersama Coach Muhlis Nur […]

  • HMPV Virus lama, ancaman baru?

    HMPV Virus lama, ancaman baru?

    • calendar_month Rab, 8 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 262
    • 0Komentar

    Ilustrasi :Istimewa Pada akhir 2024, masyarakat dikejutkan oleh lonjakan kasus virus HMPV (Human Metapneumovirus) yang terus meningkat. Meski bukan virus baru, kemunculannya yang kembali meluas menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan. Apa sebenarnya virus HMPV itu? Seberapa berbahayakah dampaknya? Menurut laporan dari Medical Review Virology, Human Metapneumovirus (HMPV) adalah anggota genus Metapneumovirus dalam famili Paramyxoviridae. Meski […]

  • Direktur RS Pratama Bisui Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan

    Direktur RS Pratama Bisui Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan

    • calendar_month Kam, 6 Feb 2025
    • account_circle balengko space
    • visibility 435
    • 0Komentar

    Sumber Foto : Istimewa Bisui,(6/2/25) – Direktur Rumah Sakit Pratama Bisui, dr. Elisabeth Bernadete, beserta seluruh staf dan tenaga medis mengucapkan selamat kepada Bapak Hasan Ali Bassam Kasuba dan Bapak Helmi Umar Muchsin atas terpilihnya sebagai Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan. “Kami mengucapkan selamat atas terpilihnya Bapak Hasan Ali Bassam Kasuba dan Bapak Helmi […]

  • Malut United Perpanjang Rekor Tak Terkalahkan Usai Tahan Imbang PSBS Biak 1-1

    Malut United Perpanjang Rekor Tak Terkalahkan Usai Tahan Imbang PSBS Biak 1-1

    • calendar_month Jum, 18 Apr 2025
    • account_circle Balengko Space
    • visibility 161
    • 0Komentar

    Ternate, (18/4/25)— Malut United kembali menunjukkan ketangguhannya di kandang sendiri usai menahan imbang PSBS Biak dengan skor 1-1 dalam lanjutan kompetisi sepak bola nasional yang digelar di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate. Tuan rumah sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Pablo Arganaraz pada menit ke-15, yang berhasil memanfaatkan kelengahan lini belakang Malut United. Namun, tim […]

  • Sultan Ternate dan FORKODA Dukung Pemekaran Pulau Obi, Ini Agenda Pertemuan di Laiwui

    Sultan Ternate dan FORKODA Dukung Pemekaran Pulau Obi, Ini Agenda Pertemuan di Laiwui

    • calendar_month Kam, 22 Mei 2025
    • account_circle Redaksi Balengko Space
    • visibility 104
    • 0Komentar

    Balengko Space – Ketua FORKODA PP DOB Maluku Utara, Sarka Eladjouw, bersama Anggota DPD RI Sultan Hidayat Mudaffar Syah, akan mengunjungi Pulau Obi pekan ini. Kunjungan ini bertujuan memperkuat perjuangan menjadikan Pulau Obi sebagai kabupaten baru di Maluku Utara. Sarka menyampaikan bahwa pemekaran wilayah adalah agenda bersama antara rakyat dan pemerintah daerah. Ia mendorong masyarakat […]

  • Diduga Terjadi Pengrusakan dan Penyerobotan Tanah di Tanabara, Mamboro: Kasus Dilaporkan ke Polsek

    Diduga Terjadi Pengrusakan dan Penyerobotan Tanah di Tanabara, Mamboro: Kasus Dilaporkan ke Polsek

    • calendar_month Sab, 31 Mei 2025
    • account_circle Arafik Ramli
    • visibility 634
    • 0Komentar

    (balengkospace.com) Mamboro, 31 Mei 2025 — Lima warga Desa Susu Wendewa melaporkan sekelompok orang atas dugaan pengrusakan dan penyerobotan tanah adat di wilayah Tanabara, Kecamatan Mamboro. Mereka mendatangi Polsek Mamboro pada Sabtu (24/5) setelah menemukan pagar kebun milik mereka hancur dan sebuah pondok berdiri di atas lahan, yang sudah di tanami pohon mahoni, pohon Jati […]

expand_less