Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » OPINI » KONTROVERSIALITAS NUZULUL QUR’AN

KONTROVERSIALITAS NUZULUL QUR’AN

  • account_circle Fahrul Abd. Muid
  • calendar_month Ming, 23 Mar 2025
  • visibility 82
  • comment 0 komentar

Turunnya al-Qur’an adalah terjemahan harfiah dari kata-kata “Nuzul al-Qur’an”. Kata “nuzul” terambil dari kata “nazala” yang secara loghawiyyah paling minimal memiliki dua ta’rif. Al-awwalu, bahwa kata “nazala” berarti singgah atau menempati, seperti dalam ungkapan bahasa arabnya, ”nazala al-amir al-madinah” yang artinya, “kepala negara itu telah singgah di kota. Al-tsani, bahwa kata “nazala” memiliki arti aktifitas berjalan dari atas ke bawah (turun), seperti dalam ungkapan bahasa arabnya, “nazala ahmad min al-jabali” yang artinya, si ahmad berjalan dari atas ke bawah. Mengutip pendapatnya pakar ilmu al-Qur’an kontemporer, yakni laki-laki Abdul ‘Adhim al-Zurqani dalam magnum opusnya “Manahil al-‘Irfan” berpendapat bahwa, memperhatikan kedua ta’rif tersebut sama sekali tidak memenuhi syarat (TMS) untuk diterapkan pada pengertian al-Qur’an itu sendiri. Karena, baik pengertian “singgah” maupun “berjalan” dari atas ke bawah hanya layak dilakukan oleh sesuatu yang bersifat material (jismiyyah). Sejatinya, al-Qur’an sebagai firman Allah yang sangat “muqaddasah” bukanlah sesuatu yang bersifat material, tetapi bersifat immaterial-qadim. Dengan demikian, laki-laki al-Zurqani memiliki kecenderungan yang jelas dalam mengkonotasikan kata-kata “nuzul” atau “nazala” untuk al-Qur’an dengan pengertian majazi (kiasan), bahwa kata “nuzul” atau “nazala” yakni “al-‘Ilam” yang artinya adalah “pemberitahuan”. Maka, ungkapan Allah menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril, harus diartikan bahwa Allah “memberitahukan” secara immaterial kepada Nabi Saw.

Grup ulama yang terdiri dari, al-Zarkasyi yang wafat pada tahun 794 hijriyah, Ibnu Hajar yang wafat pada tahun 852 hijriyah, al-Suyuti yang wafat pada tahun 911 hijriyah, berpendapat bahwa, al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui 3 (tiga) tahap. Pertama, bahwa al-Qur’an diturunkan ke Lauh Mahfudh. Dasarnya adalah firman Allah “bahkan yang mereka dustakan itu adalah al-Qur’an yang mulia, yang tersimpan di Lauh Mahfudh. (lihat QS. al-Buruj: 21-22). Kedua, al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfudh ke bait al-‘Izzah, suatu tempat di langit yang paling dekat (qarib) dengan bumi. Hal ini, berdasarkan perkataannya, Ibnu ‘Abbas, bahwa “al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit terdekat dengan bumi pada malam Qadar (lailatu al-Qadr)”. Ketiga, bahwa setelah itu al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad Saw selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.

Berdasarkan ucapan Ibnu ‘Abbas di atas, meskipun bukan sabda Nabi Saw, namun statusnya dapat “disamakan”, dengan sabda Nabi Saw yang dinamakan dengan istilah “hadis marfu’”. Alasannya, seperti kata al-Suyuti, bahwa ucapan-ucapan sahabat Nabi Saw yang tidak berkaitan dengan pendapat (ijtihad) pribadinya, dan oleh karena Ibnu ‘Abbas ini tidak dikenal rekam jejaknya pernah mengambil kisah-kisah israiliyyat (kisah-kisah yang bersumber dari mantan orang-orang Yahudi dan Nasrani). Maka, status ucapannya dapat “disamakan” dengan sabda Nabi Saw, sebab Ibnu ‘Abbas tidak mengetahui hal demikian kecuali bersumber dari Nabi Muhammad Saw. Bukankah, masalah turunnya al-Qur’an adalah masalah gaib (umur al-ghaib) dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan ijtihadnya Ibnu ‘Abbas. Sementara sanad (transmisi) ucapan dari Ibnu ‘Abbas tersebut dinilai shahih (otentik). Karenanya, para ulama berkonsensus untuk menjadikan ucapan Ibnu ‘Abbas yang demikian itu sebagai argumen kuat bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui 3 (tiga) tahap. Lebih-lebih lagi menurut al-Suyuti dan al-Qurtubi menuturkan bahwa para ulama telah ijma’ dalam masalah ini.

Ada pendapat yang berbeda yang berasal dari ulama ilmu al-Qur’an kontemporer lainnya, Subhi al-Shalih berpendapat bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw tidak “transit” lebih dahulu di Bait al-‘Izzah. Alasannya, karena masalah turunnya al-Qur’an merupakan masalah ghaib di mana untuk itu diperlukan adanya dalil-dalil yang konkrit berupa ayat-ayat al-Qur’an atau Hadis Nabi Saw dengan riwayat yang “mutawatir” (setiap jenjangnya tidak kurang dari sepuluh orang). Dan, dalil-dalil seperti itu untuk masalah ini tidak tersedia ada sama sekali. Memang, hadis “mauquf” yang berupa ucapan Ibnu ‘Abbas tadi sanadnya shahih, namun tidak termasuk pada level “mutawatir”.

Oleh karena itu, para ulama berpendapat bahwa al-Qur’an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui 3 (tiga) tahap tidak menjelaskan kapan turunnya ayat yang pertama kali kepada Nabi Saw. Sebab dalil-dalil naqli yang menuturkan bahwa al-Qur’an itu diturunkan pada bulan ramadhan, seperti pada al-Baqarah ayat 185, dan al-Qadr ayat 1 (satu), maksudnya adalah turunnya al-Qur’an dari Lauh Mahfudh ke Bait al-‘Izzah, bukan dari Bait al-‘Izzah kepada Nabi Muhammad Saw. Sementara ulama yang menafsirkan turunnya melalui Bait al-‘Izzah berpendapat bahwa, ayat-ayat yang menuturkan bahwa al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan itu maksudnya adalah diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Hanya saja, kapankah ayat al-Qur’an itu diturunkan pertama kali kepada Nabi Saw? Pakar Tarikh Islam kenamaan Ibnu Ishaq yang wafat pada tahun 150 hijriyah berpendapat bahwa al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, adalah pada tanggal 17 ramadhan dengan basis argumennya adalah firman Allah QS. al-Anfal41, “apakah kalian beriman kepada Allah dan kepada sesuatu yang Kami turunkan kepada hamba Kami pada hari furqan yaitu hari bertemunya dua pasukan”.

Menurut Ibnu Ishaq, hari bertemunya dua pasukan antar kaum muslimin dan musyrikin dalam perang “badar” itu adalah terjadi pada hari jum’at tanggal 17 ramadhan tahun ke-2 hijriyah. Dan, yang disebut dengan hari “furqan” adalah hari ketika al-Qur’an diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw. Kedua hari itu bertepatan pada hari jum’at tanggal 17 ramadhan, meskipun tahunnya tidak sama. Itulah istidlal (analisis argumen) dari Ibnu Ishaq. Dan pendapat ini kemudian dinukil oleh ulama kontemporer, Muhammad al-Khudari Beik dalam magnum opusnya “tarikh al-tasyri’ al-islami”, dan dari kitab ini tampaknya pendapat itu berkembang secara viral di Indonesia hingga sekarang ini. Dan kitab ini banyak diajarkan di pondok pesantren-pondok pesantren dan di perguruan tinggi-perguruan tinggi Islam di Indonesia (STAIN, IAIN, dan UIN) dan nyaris tidak pernah ada kritikan sama sekali terhadap pendapat Ibnu Ishaq ini. Akibatnya, pendapat bahwa al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, pada tanggal 17 ramadhan sangat melembaga di Indonesia hingga sekarang ini.

Sebenarnya masalah kapan al-Qur’an diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw itu adalah masalah sejarah yang memerlukan adanya Riwayat dengan sanad (transmisi) yang shahih-validitas bukan atas dasar analisis (ijtihad) seperti yang dilakukan oleh Ibnu Ishaq tersebut. Memang Ibnu Ishaq adalah pakar tarikh kawakan sepanjang sejarah. Lebih dulu dari pakar-pakar yang lain seperti Ibnu Hisyam yang wafat pada tahun 213 hijriah dan Ibnu Sa’ad yang wafat pada tahun 230 hijriyah. Namun hal itu tidak secara otomatis menjadikan pendapatnya masuk nominasi ilmiah. Sementara para pakar yang lainnya katakanlah al-Zurqani yang telah disebutkan sebelumnya oleh penulis yang memberikan bantahan atas pendapatnya Ibnu Ishaq. Namun, al-Zurqani tidak menyebutkan secara kongkrit pada tanggal berapakah al-Qur’an diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw. Maka disini dapat tergambar adanya kontrovresialitas nuzulul Qur’an (turunnya al-Qur’an) pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw, apakah pada tanggal 17 ramadhan ataukah pada tanggal 24 ramadhan.

Karena pendapat Ibnu Ishaq demikian tidak dapat dirajihkan (diunggulkan secara ilmiah), maka perlu dicari pendapat yang rajih (unggul) dalam masalah ini. Dan, pendapat yang rajih ini berpotensi rajih (kuat) yang menyebutkan bahwa, al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, jatuh pada tanggal 24 ramadhah. Sebagai argumen yang memberikan dukungan atas pendapat ini, maka sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) hadis yang dapat dijadikan hujjah untuk menetapkan hal ini. Pertama, Hadis dari Watsilah bin al-Asqa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal, di mana Nabi Saw bersabda, “Lembaran-lembaran Ibrahim diturunkan pada hari pertama bulan ramadhan. Taurat diturunkan pada hari keenam bulan ramadhan, Injil diturunkan pada hari ketiga belas bulan ramadhan. Sedangkan al-Qur’an diturunkan pada hari kedua puluh empat bulan ramadhan. Kedua, Hadis dari Jabir bin Abdullah yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Mardawaih dalam kitab tafsirnya, dimana Nabi Saw bersabda seperti yang disebutkan di atas. Ketiga, Hadis dari Watsilah bin al-Asqa yang diriwayatkan Imam al-Baihaqi dalam kitabnya “syu’ab al-Iman” di mana Nabi Saw bersabda seperti yang disebutkan di atas juga.

Perihal kualitas hadis-hadis tersebut, maka dapat disebutkan sebagai berikut. Hadis pertama dha’if (lemah) karena dalam sanadnya terdapat nama Imran Abu al-Awwam yang dinilai lemah oleh ahli-ahli kritik hadis. Sedangkan hadis kedua dan ketiga, dalam melakukan pelacakan belum ditemukan kitab aslinya, sehingga belum dapat memberikan penilaian tentang otentisitas sanadnya. Namun, demikian, seandainya hadis kedua dan ketiga itu sama-sama dha’if (lemah), maka hadis pertama tersebut dapat meningkat kualitasnya menjadi hasan lighairihi (hadis baik karena dukungan eksternal), sebab kelemahan Imran Abu al-Awwam bukan karena ia pendusta atau fasik (berbuat maksiat). Jadi secara umum hadis-hadis tersebut dapat dipakai sebagai argumen yang rajih bahwa al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw jatuh pada tanggal 24 ramadhan karena sangat dekat dengan lailatu al-Qadr. Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat bagi pembaca. Wallahu ‘alam bishshawab.

 

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Album Ketiga, Gym dan Lari Bareng HipHop Run It : Transformasi Dewasa Penikmat Soto

    Album Ketiga, Gym dan Lari Bareng HipHop Run It : Transformasi Dewasa Penikmat Soto

    • calendar_month Kam, 16 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 206
    • 0Komentar

    Sumber Foto : Instagram @penikmatsoto Dunia musik rap Indonesia selalu penuh dengan kejutan, dan salah satu nama yang sedang menjadi sorotan adalah Penikmat Soto, rapper asal Jakarta yang kini tengah sibuk mengerjakan album ketiganya. Dalam wawancara santai, ia berbagi cerita tentang perjalanan musik, kecintaannya pada kebugaran, hingga asal-usul nama panggungnya yang unik. Album Ketiga: Lebih […]

  • Toko Jayms Bersama Mahasiswa Ternate Wujudkan Kebaikan Ramadhan Lewat Pembagian Sendal Gratis

    Toko Jayms Bersama Mahasiswa Ternate Wujudkan Kebaikan Ramadhan Lewat Pembagian Sendal Gratis

    • calendar_month Ming, 30 Mar 2025
    • account_circle Muzsta
    • visibility 232
    • 0Komentar

    Ternate, Sabtu, (29/3/25), Sebagai bagian dari kepedulian sosial dan semangat berbagi di bulan suci Ramadhan, mahasiswa asal Kota Ternate yang sedang melanjutkan studi di berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sulawesi menggelar kegiatan sosial bertajuk “Berbagi Kebaikan” berupa pembagian sendal gratis kepada masyarakat Ternate. Kegiatan ini dilakukan melalui kolaborasi dengan Toko Jayms, sebuah toko yang […]

  • Makan bergizi Gratis Dimulai Hari Ini, Wujudkan SDM Unggul dan Kurangi Stunting

    Makan bergizi Gratis Dimulai Hari Ini, Wujudkan SDM Unggul dan Kurangi Stunting

    • calendar_month Sen, 6 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 80
    • 0Komentar

    Balengko Space – Hari ini, Senin (6/1/2024), sekolah-sekolah resmi menjalankan Program Makan Bergizi Gratis. Presiden dan Wakil Presiden terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, menjadikan program ini sebagai prioritas utama untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul. Pemerintah memastikan kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi dengan baik dan berkualitas demi meningkatkan kualitas pangan dan gizi […]

  • Maluku Utara dan Angka NEET Tinggi: Mungkinkah Sumber Daya Alam Belum Maksimal Memberdayakan Generasi Muda?

    Maluku Utara dan Angka NEET Tinggi: Mungkinkah Sumber Daya Alam Belum Maksimal Memberdayakan Generasi Muda?

    • calendar_month Rab, 19 Feb 2025
    • account_circle balengko space
    • visibility 291
    • 0Komentar

    Sumber Foto : BloombergDimas Ardian Pada 6 Februari 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data mengenai Persentase Usia Muda (15-24 Tahun) yang Tidak Sedang Sekolah, Bekerja, atau Mengikuti Pelatihan, atau yang dikenal dengan istilah NEET (Not in Education, Employment, or Training). NEET merujuk pada sekelompok penduduk usia muda yang tidak aktif di dunia pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan apapun. […]

  • DEBUT ABUBAKAR SEBAGAI “SERVANT OF GOD”

    DEBUT ABUBAKAR SEBAGAI “SERVANT OF GOD”

    • calendar_month Kam, 20 Mar 2025
    • account_circle Fahrul Abd. Muid
    • visibility 188
    • 0Komentar

    Sahabat Abu Bakar, namanya sangat gampang dizikirkan dan mudah diingat oleh kebanyakan orang yang pernah bershilaturrahim dengannya, nama ini sama dengan sebuah nama yang berismun Abu Bakar Ashshiddiq, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling dekat dan sangat dipercaya oleh Sang Nabi SAW. Khalifah pertama ini merupakan salah satu contoh model kepemimpinan umat yang […]

  • Atasi Malas Belajar di Era Digital, Panduan Simpel untuk Generasi Muda

    Atasi Malas Belajar di Era Digital, Panduan Simpel untuk Generasi Muda

    • calendar_month Jum, 3 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 117
    • 0Komentar

    Di tengah kemudahan teknologi, semangat belajar sering kali justru tergerus oleh distraksi digital. Jika kamu merasa ponsel dan media sosial mulai mendominasi waktumu, ini saatnya beraksi! Berikut beberapa tips anti-malas yang dirancang untuk membuatmu kembali produktif dengan cara yang seru dan relevan: 1. Temukan “alasan” kamu belajar Apa alasanmu belajar? Apakah untuk meraih mimpi besar, […]

expand_less