Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » OPINI » Kiri Islam, Oksidentalisme, dan Kritik Hasan Hanafi

Kiri Islam, Oksidentalisme, dan Kritik Hasan Hanafi

  • account_circle Muhammad Asmar Joma
  • calendar_month Rab, 2 Apr 2025
  • visibility 368
  • comment 0 komentar

Secara fundamental ajaran Islam sejak dari Nabi Adam hinggah Nabi Muhammad SAW dapat kita pahami sebagai sebuah paradigma”Kiri” yang berorientasi kepada keadilan social. Konteks “Kiri” yaag di maksudkan tentu merujuk kepada prinsip teologi yang kritis terhadap sturuktus social diskriminatif dan berkomitmen untuk membongkar sistim penindasan sebagai problem structural dan personal. Teologi  Islam melalui perspektif ini tidah hanya bersifat spiritual tetapi juga praksis yang menjadi gerakan emansipasi menantang hierarki kekuasaan yang timpang.  Hasan Hanafi filsuf asal Mesir dengan gagasan al-Yasar al-Islamia (Kiri Islam) memberikan sebuah konsep ini sebagai respon terhadap polarisasi kelas dalam  masyarakat. Di satu sisi  terdapat kelas elit (kanan) yang mendominasi alat produksi dan kekuasaan politik, pada saat yang sama dapat kelas mayoritas (kiri) yang terekspolitasi secara ekonomi maupun social.

Hasan Hanafi merupakan tokoh pemiki Muslim kontemporer yang lahir di Kairo-Mesir pada 13 Februari 1935. Pendidikan dasarnya  diselesaikan pada tahun 1948 dimana ketika proses menempuh pendidikan tersebut Hasan Hanafi telah mampu menghafal al-Qur’an.  Hasan Hanafi melanjutkan studi selanjutnya di Madrasah Tsanawiyah Khalil Agha Kairo dan selesai pada 1952. Dalam proses pendidikannya selama di Madrasah Tsanawiyah Khalil Agha, berbagai kajian keislaman yang diselenggarakan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin aktif diikuti sehingga hal-hal tersebut membentuk kesadaran intelektualnya terkait dengan Islam dan berbagai ideologi pergerakan yang mendasarinya. Hanafi memperoleh gelar sarjana mudanya dari Universitas Kairo, Jurusan Filsafat Fakultas Adab pada tahun 1956. Selanjutnya ia melanjutkan ke Universitas Sorbone Perancis dengan konsentrasi kajian pemikiran Barat modern dan pra-modern tepatnya pada tahun 1966. Pendidikannya di Perancis diselesaikan pada dua jenjang pendidikan dalam hal ini adalah magister dan doktor (Bahrudin, 2008). Selama di Perancis, Hanafi mempelajari berbagai disiplin ilmu termasuk yang berkaitan erat dengan metode berfikir, mulai dari pemikiran fenomenologi Husserl (1859-1938) yang mengakui kebenaran empiris, kebenaran teoritis (akal) dan kebenaran nilai. Kemudian ia juga mendalami pemikiran pembaruan dan sejarah filsafat Jean Guitton (1901- 1999), sampai analisis kesadaran Paul Ricouer (1913-2005), pemikiran Louis Masiggnon (1883-1962) dalam bidang logika pembaruan. Berbagai metode berpikir tersebut kemudian membentuk potensi intelektualnya dalam memahami berbaga fenomena sosial yang ada pada zamannya termasuk relasi antara Islam dan Barat (Musramin K. 2021).

Hasan Hanafi secara terbuka memperkenalkan konsep oksidentalisme sebagai antitesa dari orientalisme  Barat. Jika orientalisme adalah cara Barat memandang Timur sebagai bangsa yang inferior yang bertujuan membalik narasi tersebut sebagai kritikan atas hegomoni Barat secara intelektual dan kultur. Sejalan dengan itu Kiri Islam oleh Haan Hanafi berupaya memberikan sebuah perhatian besar terhadap tardisi masyarakat  Islam yang dibelengu oleh dominasi yang bersifat internal (oligarki local) atau secara sederhana disebut dengan kalangan agamawan yang terjebak dalam doktrin agama yang menghilangkan nilai revolusioner  untuk melawan penindasan maupun  yang bersifat eksternal (imperialisme Barat).

Kiri Islam tidak hanya menjadi sebuah teori social semata malainkan juga kerangka etis yang mendorong trasformasi structural melalui sitesis antara nilai Islam dan prinsip pembebasan, Hasan Hanafi dalam banyak karya di antaranya Dirasat Islamiyyah, ditulis sejak tahun 1978 dan terbit tahun 1981, memuat deskripsi dan analisis pembaruan terhadap ilmu-ilmu keislaman klasik, seperti ushul fikih, ilmu-ilmu ushuluddin dan filsafat. Juga karya Min al-Aqidah ila Al-Tsaurah, (dari Akidah Menuju Revolusi) yang terdiri dari 5 jilid, ditulis selama hampir sepuluh tahun dan baru terbit pada tahun 1988. Buku ini memuat uraian rinci tentang pokok-pokok pembaruan yang ia canangkan, sebagaimana yang termuat dalam karyanya yang terdahulu. Religion, Ideologi and Development, yang terbit pada tahun 1993 dan masih banyak karya lainnya. Hasan menawarkan jalan untuk merespon tantangan kontemporer. Seperti  kesenjagan ekonomi, diskriminasi sistemik, dan alienasi spiritual di era modern . pemikirannya mengajak umat manusia untuk tidak hanya berhenti pada refleksi teoritis, tetapi bergerak aktif menciptakan keadilan yang inklusif yang berkelanjutan.

Membaca Kembali Hegomoni Barat

Lewat catatan singkat ini saya tidak berupaya untuk menjelaskan secara etimologi apa itu oksidentalisme  malainkan mencari rumus baru dalam membaca kembali wajah Islam di tengah benturan antara peradaban. Jika kembali merefleksikan karya Samuel P. Huntington (Benturan Antara Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia) sebagai tangapan terhadap tesis Francis Fukuyama dalam karyanay “The End of History and the Last Man”. Lewat buku ini Huntington mengidentifikasi benturan utama dari dari peradaban adalah identitas  budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama dunia, benturan peradaban bukan lagi konflik ideologi atau ekonomi, akan menjadi sumber utama konflik masa depan. Meskipun tesis Samuel memicu kontroversi dan polemic di berbagai belahan dunia dengan banyak tangapan pihak yang menantang Huntington namun bagi saya buku ini menjadi sebuah jalan masuk untuk membaca posisi Islam dalam melawan hegomoni Barat dalam pertarungan ekonomi dan politik dunia.

Kelahiran oksidentaslisme Hasan Hanafi bukan merupakan suatu konsep yang tidak memiliki dasar pikir historis. Hadirnya oksidentalisme sebagai konsep perlawanan dalam menyikapi relasi Islam dengan Barat dalam pergolakan  sosi-politik dan kita sebut sebagai gerakan anti Barat. Oksidentalisme  yang di tawarkan oleh Hasan tidak sekedar mengajukan tiga agenda. Pertama: rekonstruksi sikap kritis terhadap tradisi local (Islam). Kedua: pembongkaran mitos superioritas Barat. Ketiga: respon terhadap tansformasi atas realitas kontemporer tetapi juga menjadi epistemologi perlawanan yang mengitegrasikan  antara ralasi kuasa dan pengetahuan antara Timur dan Barat.

Terlihat bahwa epistemology sebagai fondasi filsafat yang mengkaji prasyarat dan metodologi pengetahuan yang dihadapkan pada pertanyaan secara radikal. Bagaimana hegomoni Barat berhasil menciptakan sturktur kesadaran yang menempatkan Islam sebagai bangsa yang lemah? Peradaban Barat memosisikan diri sebagai subjek pengetahuan yang universal sementara Islam dijadikan sebagai objek yang direduksi nilainya juga di ukur melalaui standar kebenaran Barat, pada bagian inilah perlu ada pembacaan secara kritis  oleh generasi Islam saat ini, bukan saja menempatkan posisi di tengah revolusi teknologi. Juga membaca konsekuensi  umat Islam yang terjebak dalam paradoks epistemic. Kita menjadi aktor di panggung sejarah, tetapi dengan naskah yang ditulis oleh Barat sebagai sutradara.

 

 

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Inspirasi di Balik “Dreams”: Wawancara Eksklusif dengan Mister Nobody

    Inspirasi di Balik “Dreams”: Wawancara Eksklusif dengan Mister Nobody

    • calendar_month Sel, 21 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 103
    • 0Komentar

    Sumber Foto : Instagram misternobody.zip Mimpi yang Tak Sekadar Bunga Tidur Single terbaru Mister Nobody, Dreams, menyimpan cerita menarik di balik proses kreatifnya. Meski lagu ini sebenarnya sudah dirilis sebelumnya, music video-nya baru saja diluncurkan. Apa yang melatarbelakangi keputusan ini? “Music video ini terealisasi waktu gue balik ke Maluku Utara, tepatnya di Ternate. Gue ketemu […]

  • Adrienne Ellen Matthew: Rapper dan Dancer Muda Berbakat

    Adrienne Ellen Matthew: Rapper dan Dancer Muda Berbakat

    • calendar_month Sel, 28 Jan 2025
    • account_circle balengko space
    • visibility 100
    • 0Komentar

    Sumber Foto : Instagram adrienne.matthew Awal Perjalanan di Dunia Rap dan Dance Lahir dan besar di Padang, Adrienne Ellen Matthew membawa semangat besar dalam dunia rap dan dance. Dengan darah seni mengalir dari sang ibu yang dulu adalah seorang rapper dan dancer aktif di Jakarta, Adrienne tumbuh dalam lingkungan yang dekat dengan musik. Sejak kecil, […]

  • FKIP Unkhair Kupas Cara Cerdas Dukung Tumbuh Kembang Anak Lewat Gizi!

    FKIP Unkhair Kupas Cara Cerdas Dukung Tumbuh Kembang Anak Lewat Gizi!

    • calendar_month Rab, 4 Jun 2025
    • account_circle FAHMIL USMAN, S.Gz.,M.Gz
    • visibility 232
    • 0Komentar

    Balengko Space – Ternate, 4 Juni 2025 program Studi PG-PAUD FKIP Universitas Khairun Ternate menggelar kuliah tamu bertema “Optimalisasi Asupan Gizi bagi Tumbuh Kembang Anak” pada Rabu (4/6). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang peran gizi dalam mendukung perkembangan fisik dan mental anak. Fahmil Usman, S.Gz., M.Gz., dosen Fakultas Kesehatan ISDIK Kie Raha, hadir […]

  • Toko Jayms Bersama Mahasiswa Ternate Wujudkan Kebaikan Ramadhan Lewat Pembagian Sendal Gratis

    Toko Jayms Bersama Mahasiswa Ternate Wujudkan Kebaikan Ramadhan Lewat Pembagian Sendal Gratis

    • calendar_month Ming, 30 Mar 2025
    • account_circle Muzsta
    • visibility 261
    • 0Komentar

    Ternate, Sabtu, (29/3/25), Sebagai bagian dari kepedulian sosial dan semangat berbagi di bulan suci Ramadhan, mahasiswa asal Kota Ternate yang sedang melanjutkan studi di berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sulawesi menggelar kegiatan sosial bertajuk “Berbagi Kebaikan” berupa pembagian sendal gratis kepada masyarakat Ternate. Kegiatan ini dilakukan melalui kolaborasi dengan Toko Jayms, sebuah toko yang […]

  • Ramadhan Sebagai Spirit Pembebasan Diri

    Ramadhan Sebagai Spirit Pembebasan Diri

    • calendar_month Sab, 29 Mar 2025
    • account_circle Muhammad Asmar Joma
    • visibility 291
    • 0Komentar

    Saat ini umat Islam telah berada pada puncak perpisahan dengan ramadhan sebagai bulan yang suci, bulan yang dimana semua umat Islam diberikan tarbiyah (pendidikan) oleh Allah Swt. Ramadhan adalah salah satu bulan yang istimewa dari sekian banyak bulan dalam Islam, sehingga begitu banyak keistimewaan yang terdapat dalam ramadhan kita pun  diperintahkan oleh Allah Swt untuk […]

  • Atasi Malas Belajar di Era Digital, Panduan Simpel untuk Generasi Muda

    Atasi Malas Belajar di Era Digital, Panduan Simpel untuk Generasi Muda

    • calendar_month Jum, 3 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 131
    • 0Komentar

    Di tengah kemudahan teknologi, semangat belajar sering kali justru tergerus oleh distraksi digital. Jika kamu merasa ponsel dan media sosial mulai mendominasi waktumu, ini saatnya beraksi! Berikut beberapa tips anti-malas yang dirancang untuk membuatmu kembali produktif dengan cara yang seru dan relevan: 1. Temukan “alasan” kamu belajar Apa alasanmu belajar? Apakah untuk meraih mimpi besar, […]

expand_less