Stadion Gelora Kie Raha, nama yang lekat di hati pencinta sepak bola Maluku Utara, kini menjadi saksi perubahan besar dalam sejarahnya. Dibangun pada 1975 dengan kapasitas kurang lebih 10 ribu penonton, stadion ini tak hanya menjadi arena pertandingan, tetapi juga benteng keramat. Atmosfernya yang magis dan dukungan fanatik suporter kerap menjadi momok bagi tim tamu.
Legenda sepak bola Maluku Utara seperti Rahmat Rivai dan Persiter Ternate pernah menjadikan stadion ini medan pertempuran tak terkalahkan. Namun, babak baru tercipta pada 28/12/2024. Keangkeran Gelora Kie Raha mulai memudar saat Malut United, sang tuan rumah, harus menelan kekalahan pahit 1-0 dari Persija Jakarta.
Padahal, ribuan suporter hadir memadati stadion, membawa semangat dan sorakan yang bergema ke penjuru lapangan. Peluang demi peluang tercipta, namun kokohnya dinding pertahanan Persija Jakarta tak mampu ditembus hingga peluit panjang berbunyi. Hasil ini tak hanya mematahkan rekor tak terkalahkan Malut United di kandang sendiri, tetapi juga menjadi tamparan keras bagi tim kebanggaan Maluku Utara.
Akankah ini menjadi awal dari keterpurukan? Atau justru menjadi pelecut untuk bangkit? Kekalahan ini mengingatkan kita bahwa dalam sepak bola, tak ada benteng yang abadi. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa semangat juang dapat mengembalikan kejayaan. Laga berikutnya akan menjadi ujian sesungguhnya, mampukah Malut United merebut kembali aura keangkeran Gelora Kie Raha?
Kekalahan adalah bagian dari perjalanan, tapi kebangkitan adalah tanda sejati dari juara. Mari kita tunggu aksi meraka di laga selanjutnya!
Hai balengko