Field Trip Geosite Foramadiahi dan Banjir Rua: HAGI, IAGI, IAP Dorong Mitigasi Bencana di Ternate
- calendar_month Ming, 12 Okt 2025
- visibility 216
- comment 0 komentar

Sumber foto : Istimewa
Sementara di Geosite Foramadiahi, peserta dapat menyaksikan langsung singkapan batuan yang telah berusia 2,7 juta tahun. Berdasarkan fase geologi, batuan ini termasuk dalam kelompok Gamalama Tua, memberikan gambaran tentang sejarah geologis kawasan yang sangat panjang.
Taufik, S.T., anggota IAP Malut, menekankan urgensi perencanaan wilayah berbasis mitigasi bencana. “Kota Ternate merupakan daerah yang rawan terhadap bencana alam seperti erupsi Gunung Gamalama, longsor, dan lainnya. Masyarakat perlu mengenali zona-zona bahaya seperti zona merah, kuning, dan hijau,” paparnya.
Ia lebih lanjut menjelaskan prinsip-prinsip penataan ruang yang berbasis mitigasi, yang meliputi: Pemetaan zona risiko, pengaturan tataguna lahan, pembangunan infrastruktur mitigasi, penataan permukiman dengan standar bangunan tahan bencana, dan edukasi berkala kepada masyarakat di kawasan rawan bencana.
Kesempatan yang sama, Ketua HAGI Malut, Dr. Rohima Wahyu Ningrum, M.Sc, memperkenalkan teknologi pemantauan gempa mikro, yaitu Raspberry Shake. Alat ini berfungsi untuk merekam aktivitas gempa dalam skala mikro. “Tujuannya untuk menentukan daerah rentan seismik. Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengembangan wilayah dan kota guna melokalisasi daerah yang rentan seismik dan daerah aman,” jelas Dr. Rohima.
Kegiatan field trip ini diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif dan mendorong penerapan ilmu kebumian dan perencanaan yang tepat guna mengurangi risiko bencana di Kota Ternate.
- Penulis: Mursid Puko
- Editor: Redaktur Balengko Creative Media
Saat ini belum ada komentar