Kesehatan sebagai Pondasi Kebangkitan Bangsa Dari Boedi Oetomo ke Tantangan Abad 21
- account_circle Ariyo Dermawan
- calendar_month Sel, 20 Mei 2025
- visibility 385
- comment 0 komentar

Sumber foto : Istimewa
Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional sebuah tonggak penting dalam sejarah perjuangan kita menuju kemerdekaan. Tanggal ini merujuk pada berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, organisasi modern pertama yang menjadi simbol awal tumbuhnya kesadaran nasional di kalangan anak bangsa. Namun, tahukah kita bahwa Boedi Oetomo lahir dari rahim dunia kesehatan? Para pendirinya adalah mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) sekolah kedokteran untuk pribumi di masa kolonial. Mereka adalah pelajar kedokteran, calon tenaga kesehatan, yang bukan hanya mempelajari ilmu medis, tetapi juga mulai menyadari pentingnya membangun bangsa yang merdeka, adil, dan sehat secara lahir batin. Sejarah: Boedi Oetomo dan Jiwa Kesehatan yang Membakar Semangat Bangsa Nama-nama seperti Dr. Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, dan Soeradji Tirtonegoro para pendiri Boedi Oetomo adalah mahasiswa kesehatan yang melihat lebih jauh dari sekadar ruang praktik dan laboratorium.
Mereka melihat ketimpangan sosial, rendahnya akses pendidikan, dan ketidakadilan dalam layanan kesehatan sebagai bagian dari penderitaan bangsa yang perlu disembuhkan bersama. Dari balik asrama dan ruang kuliah STOVIA, mereka merintis semangat perubahan. Gerakan Boedi Oetomo bukan gerakan politik dalam artian sempit, melainkan gerakan moral dan intelektual untuk memajukan kehidupan rakyat, termasuk dalam kesehatan dan pendidikan. Dengan kata lain, kebangkitan nasional Indonesia lahir dari kesadaran kemanusiaan para pelajar kesehatan yang memilih untuk tidak tinggal diam menghadapi ketertindasan. Masa Kini: Tenaga Kesehatan di Garis Depan Perjuangan Bangsa Lompatan ke abad ke-21, semangat yang sama masih menyala.
Pandemi COVID-19 menjadi bukti nyata bahwa tenaga kesehatan kembali berdiri di garda terdepan dalam mempertahankan kehidupan bangsa. Rumah sakit menjadi medan tempur, dan tenaga medis menjadi pejuang bukan dengan senjata, tetapi dengan masker, stetoskop, dan dedikasi. Tapi tantangan tidak hanya datang dari pandemi. Hingga hari ini, akses terhadap layanan kesehatan masih timpang di banyak wilayah Indonesia, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Banyak tenaga kesehatan yang mengabdi jauh dari sorotan media, di pulau-pulau kecil, pedalaman, dan daerah konflik. Di tengah sistem kesehatan yang belum merata, peran perawat, bidan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya menjadi sangat strategis. Mereka bukan hanya penyembuh, tetapi juga pendidik, pemimpin komunitas, bahkan penggerak pembangunan di tingkat akar rumput.
Masa Depan: Menata Kebangkitan Baru dengan Fondasi Kesehatan menuju Indonesia Emas 2045 Ke depan, Indonesia dihadapkan pada tantangan dan peluang besar. Tahun 2045 menjadi tonggak penting satu abad Indonesia merdeka, yang kita proyeksikan sebagai Indonesia Emas 2045: negara maju, berdaulat, adil, dan makmur. Untuk menuju ke sana, sumber daya manusia (SDM) unggul menjadi kunci utama. Dan SDM unggul tidak mungkin terwujud tanpa pondasi kesehatan yang kuat. Karena itu, kebangkitan nasional abad ke-21 harus menjadikan kesehatan sebagai sektor strategis, bukan hanya pendukung. Di tengah transformasi ini, kita butuh kebangkitan baru, sebagaimana yang dimulai oleh mahasiswa STOVIA lebih dari satu abad lalu.
Kebangkitan yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kesehatan masyarakat sebagai indikator utama kemajuan bangsa. Tenaga kesehatan harus terus didorong menjadi bagian dari pengambilan keputusan dari tingkat desa hingga nasional. Kita harus membangun sistem kesehatan yang berkeadilan, berbasis komunitas, dan berpihak pada yang paling rentan. Kita harus melahirkan generasi tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga punya semangat nasionalisme dan kepekaan sosial yang tinggi. Dulu, kebangkitan nasional dimulai dari ruang kelas mahasiswa kedokteran. Hari ini, semangat itu harus hidup di setiap puskesmas, klinik, rumah sakit, dan ruang-ruang pengabdian di seluruh Indonesia. Karena sesungguhnya, kesehatan bukan hanya tentang menyembuhkan penyakit, tetapi tentang mengangkat martabat manusia. Dan kebangkitan bangsa dimulai saat kita menyadari bahwa setiap warga berhak hidup sehat, sejahtera, dan bermartabat. Kebangkitan nasional hari ini harus menjadi batu loncatan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Dan seperti 117 tahun lalu, tenaga kesehatan akan tetap menjadi pilar utama dalam membangun bangsa yang sehat, berdaya saing, dan bermartabat di mata dunia.
- Penulis: Ariyo Dermawan
- Editor: Ariyo Dermawan
- Sumber: Penulis adalah Koordinator Turun Tangan Daerah Maluku Utara
Saat ini belum ada komentar