Dari Tambang ke Tubuh: Deretan Penyakit Akibat Aktivitas Pertambangan
- calendar_month Sel, 15 Jul 2025
- visibility 73
- comment 0 komentar

Foto Ilustrasi : pexels
BalengkoSpace.com – Maluku Utara dikenal sebagai salah satu provinsi dengan kekayaan alam yang melimpah. Tak hanya memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, tetapi juga dianugerahi kandungan tambang seperti nikel, emas, dan mineral lainnya yang menjadi incaran berbagai perusahaan besar. Namun, di balik gemerlap pembangunan dan pemasukan daerah yang menjanjikan, aktivitas pertambangan menyimpan ancaman yang semakin nyata: krisis lingkungan dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Bahaya di Balik Kemegahan Tambang
Permasalahan utama bukan hanya terletak pada aktivitas pertambangannya, melainkan pada bagaimana limbah dan sisa produksi dikelola. Jika pembuangan limbah tidak dilakukan sesuai standar lingkungan, maka bukan hanya alam yang menjadi korban—tetapi juga masyarakat yang harus menanggung akibatnya melalui dampak kesehatan jangka panjang.
Polusi udara, air, dan tanah menjadi konsekuensi langsung dari aktivitas pertambangan yang tidak berkelanjutan. Logam berat seperti merkuri, arsenik, timbal, dan kadmium menjadi kontaminan utama. Zat-zat berbahaya ini bisa masuk ke tubuh manusia melalui udara yang dihirup, air yang dikonsumsi, dan makanan yang terpapar kontaminasi.
Penyakit-Penyakit Akibat Krisis Lingkungan Tambang
Berikut beberapa dampak kesehatan yang bisa ditimbulkan dari krisis lingkungan akibat pertambangan:
1. Gangguan Ginjal
Paparan merkuri dan logam berat dalam air dan tanah dapat merusak fungsi ginjal. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan gagal ginjal kronis hingga kanker ginjal.
Saat ini belum ada komentar