Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » OPINI » Kiri Islam, Oksidentalisme, dan Kritik Hasan Hanafi

Kiri Islam, Oksidentalisme, dan Kritik Hasan Hanafi

  • calendar_month Rab, 2 Apr 2025
  • visibility 447
  • comment 0 komentar

Secara fundamental ajaran Islam sejak dari Nabi Adam hinggah Nabi Muhammad SAW dapat kita pahami sebagai sebuah paradigma”Kiri” yang berorientasi kepada keadilan social. Konteks “Kiri” yaag di maksudkan tentu merujuk kepada prinsip teologi yang kritis terhadap sturuktus social diskriminatif dan berkomitmen untuk membongkar sistim penindasan sebagai problem structural dan personal. Teologi  Islam melalui perspektif ini tidah hanya bersifat spiritual tetapi juga praksis yang menjadi gerakan emansipasi menantang hierarki kekuasaan yang timpang.  Hasan Hanafi filsuf asal Mesir dengan gagasan al-Yasar al-Islamia (Kiri Islam) memberikan sebuah konsep ini sebagai respon terhadap polarisasi kelas dalam  masyarakat. Di satu sisi  terdapat kelas elit (kanan) yang mendominasi alat produksi dan kekuasaan politik, pada saat yang sama dapat kelas mayoritas (kiri) yang terekspolitasi secara ekonomi maupun social.

Hasan Hanafi merupakan tokoh pemiki Muslim kontemporer yang lahir di Kairo-Mesir pada 13 Februari 1935. Pendidikan dasarnya  diselesaikan pada tahun 1948 dimana ketika proses menempuh pendidikan tersebut Hasan Hanafi telah mampu menghafal al-Qur’an.  Hasan Hanafi melanjutkan studi selanjutnya di Madrasah Tsanawiyah Khalil Agha Kairo dan selesai pada 1952. Dalam proses pendidikannya selama di Madrasah Tsanawiyah Khalil Agha, berbagai kajian keislaman yang diselenggarakan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin aktif diikuti sehingga hal-hal tersebut membentuk kesadaran intelektualnya terkait dengan Islam dan berbagai ideologi pergerakan yang mendasarinya. Hanafi memperoleh gelar sarjana mudanya dari Universitas Kairo, Jurusan Filsafat Fakultas Adab pada tahun 1956. Selanjutnya ia melanjutkan ke Universitas Sorbone Perancis dengan konsentrasi kajian pemikiran Barat modern dan pra-modern tepatnya pada tahun 1966. Pendidikannya di Perancis diselesaikan pada dua jenjang pendidikan dalam hal ini adalah magister dan doktor (Bahrudin, 2008). Selama di Perancis, Hanafi mempelajari berbagai disiplin ilmu termasuk yang berkaitan erat dengan metode berfikir, mulai dari pemikiran fenomenologi Husserl (1859-1938) yang mengakui kebenaran empiris, kebenaran teoritis (akal) dan kebenaran nilai. Kemudian ia juga mendalami pemikiran pembaruan dan sejarah filsafat Jean Guitton (1901- 1999), sampai analisis kesadaran Paul Ricouer (1913-2005), pemikiran Louis Masiggnon (1883-1962) dalam bidang logika pembaruan. Berbagai metode berpikir tersebut kemudian membentuk potensi intelektualnya dalam memahami berbaga fenomena sosial yang ada pada zamannya termasuk relasi antara Islam dan Barat (Musramin K. 2021).

Hasan Hanafi secara terbuka memperkenalkan konsep oksidentalisme sebagai antitesa dari orientalisme  Barat. Jika orientalisme adalah cara Barat memandang Timur sebagai bangsa yang inferior yang bertujuan membalik narasi tersebut sebagai kritikan atas hegomoni Barat secara intelektual dan kultur. Sejalan dengan itu Kiri Islam oleh Haan Hanafi berupaya memberikan sebuah perhatian besar terhadap tardisi masyarakat  Islam yang dibelengu oleh dominasi yang bersifat internal (oligarki local) atau secara sederhana disebut dengan kalangan agamawan yang terjebak dalam doktrin agama yang menghilangkan nilai revolusioner  untuk melawan penindasan maupun  yang bersifat eksternal (imperialisme Barat).

Kiri Islam tidak hanya menjadi sebuah teori social semata malainkan juga kerangka etis yang mendorong trasformasi structural melalui sitesis antara nilai Islam dan prinsip pembebasan, Hasan Hanafi dalam banyak karya di antaranya Dirasat Islamiyyah, ditulis sejak tahun 1978 dan terbit tahun 1981, memuat deskripsi dan analisis pembaruan terhadap ilmu-ilmu keislaman klasik, seperti ushul fikih, ilmu-ilmu ushuluddin dan filsafat. Juga karya Min al-Aqidah ila Al-Tsaurah, (dari Akidah Menuju Revolusi) yang terdiri dari 5 jilid, ditulis selama hampir sepuluh tahun dan baru terbit pada tahun 1988. Buku ini memuat uraian rinci tentang pokok-pokok pembaruan yang ia canangkan, sebagaimana yang termuat dalam karyanya yang terdahulu. Religion, Ideologi and Development, yang terbit pada tahun 1993 dan masih banyak karya lainnya. Hasan menawarkan jalan untuk merespon tantangan kontemporer. Seperti  kesenjagan ekonomi, diskriminasi sistemik, dan alienasi spiritual di era modern . pemikirannya mengajak umat manusia untuk tidak hanya berhenti pada refleksi teoritis, tetapi bergerak aktif menciptakan keadilan yang inklusif yang berkelanjutan.

Membaca Kembali Hegomoni Barat

Lewat catatan singkat ini saya tidak berupaya untuk menjelaskan secara etimologi apa itu oksidentalisme  malainkan mencari rumus baru dalam membaca kembali wajah Islam di tengah benturan antara peradaban. Jika kembali merefleksikan karya Samuel P. Huntington (Benturan Antara Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia) sebagai tangapan terhadap tesis Francis Fukuyama dalam karyanay “The End of History and the Last Man”. Lewat buku ini Huntington mengidentifikasi benturan utama dari dari peradaban adalah identitas  budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama dunia, benturan peradaban bukan lagi konflik ideologi atau ekonomi, akan menjadi sumber utama konflik masa depan. Meskipun tesis Samuel memicu kontroversi dan polemic di berbagai belahan dunia dengan banyak tangapan pihak yang menantang Huntington namun bagi saya buku ini menjadi sebuah jalan masuk untuk membaca posisi Islam dalam melawan hegomoni Barat dalam pertarungan ekonomi dan politik dunia.

Kelahiran oksidentaslisme Hasan Hanafi bukan merupakan suatu konsep yang tidak memiliki dasar pikir historis. Hadirnya oksidentalisme sebagai konsep perlawanan dalam menyikapi relasi Islam dengan Barat dalam pergolakan  sosi-politik dan kita sebut sebagai gerakan anti Barat. Oksidentalisme  yang di tawarkan oleh Hasan tidak sekedar mengajukan tiga agenda. Pertama: rekonstruksi sikap kritis terhadap tradisi local (Islam). Kedua: pembongkaran mitos superioritas Barat. Ketiga: respon terhadap tansformasi atas realitas kontemporer tetapi juga menjadi epistemologi perlawanan yang mengitegrasikan  antara ralasi kuasa dan pengetahuan antara Timur dan Barat.

Terlihat bahwa epistemology sebagai fondasi filsafat yang mengkaji prasyarat dan metodologi pengetahuan yang dihadapkan pada pertanyaan secara radikal. Bagaimana hegomoni Barat berhasil menciptakan sturktur kesadaran yang menempatkan Islam sebagai bangsa yang lemah? Peradaban Barat memosisikan diri sebagai subjek pengetahuan yang universal sementara Islam dijadikan sebagai objek yang direduksi nilainya juga di ukur melalaui standar kebenaran Barat, pada bagian inilah perlu ada pembacaan secara kritis  oleh generasi Islam saat ini, bukan saja menempatkan posisi di tengah revolusi teknologi. Juga membaca konsekuensi  umat Islam yang terjebak dalam paradoks epistemic. Kita menjadi aktor di panggung sejarah, tetapi dengan naskah yang ditulis oleh Barat sebagai sutradara.

 

 

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sahur On The Road Himpunan Mahasiswa Lampung Universitas Alma Ata Yogyakarta – Kilometer Kebaikan: Langkah Kecil Arti Besar

    Sahur On The Road Himpunan Mahasiswa Lampung Universitas Alma Ata Yogyakarta – Kilometer Kebaikan: Langkah Kecil Arti Besar

    • calendar_month Sel, 11 Mar 2025
    • account_circle balengko space
    • visibility 167
    • 0Komentar

    Sumber Foto : Istimewa Yogyakarta, 9 Maret 2025 – Himpunan Mahasiswa Lampung Universitas Alma Ata Yogyakarta menggelar kegiatan Sahur On The Road pada Minggu, 9 Maret 2025. Acara ini berlangsung dari pukul 02.00 WIB hingga 05.00 WIB, dengan tema “Kilometer Kebaikan: Langkah Kecil Arti Besar”. Acara ini bertujuan membagikan sahur kepada masyarakat Yogyakarta, khususnya kaum […]

  • Dugaan Korupsi Dana Desa Effa, Bupati Fachri Tak Berdaya di Depan Ahmad Sugit Rumakefing

    Dugaan Korupsi Dana Desa Effa, Bupati Fachri Tak Berdaya di Depan Ahmad Sugit Rumakefing

    • calendar_month Ming, 29 Jun 2025
    • account_circle Redaksi Balengko Space
    • visibility 1.181
    • 0Komentar

    BalengkoSpace.com, Bula, 29 Juni 2025- Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Osama Rumbouw, angkat bicara terkait dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan Kepala Desa Effa, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Ia menilai penanganan kasus tersebut berjalan sangat lambat, meskipun Inspektorat Kabupaten SBT telah merekomendasikannya setelah melakukan audit atas pengelolaan Dana Desa. Dalam siaran pers […]

  • KONSTRUKSI SEKOLAH RAKYAT

    KONSTRUKSI SEKOLAH RAKYAT

    • calendar_month Ming, 4 Mei 2025
    • account_circle Fahrul Abd. Muid
    • visibility 245
    • 0Komentar

    Bahwa sesuai dengan amanah Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang hendak mendirikan lembaga pendidikan wabilkhusus bagi anak-anak Indonesia yang kurang mampu (fuqara wal masakin) secara ekonomi (al-iqtishadiyyah) yang kemudian dinamakan dengan Sekolah Rakyat. Sekolah ini harus dimulai tahiyyat awalnya pada tahun 2025 dan target pendiriannya berjumlah 100 (seratus) Sekolah Rakyat diseluruh Indonesia selama lima tahun. […]

  • Program Pengabdian Masyarakat PK-252 Kitorang Sangga: Membangun Impian Anak Pesisir untuk Masa Depan yang Lebih Baik

    Program Pengabdian Masyarakat PK-252 Kitorang Sangga: Membangun Impian Anak Pesisir untuk Masa Depan yang Lebih Baik

    • calendar_month Rab, 26 Feb 2025
    • account_circle Muzsta
    • visibility 592
    • 0Komentar

    Jakarta, 23 Februari 2025 – Program pengabdian masyarakat PK-252 Kitorang Sangga telah sukses dilaksanakan di Taman Anak Pesisir, Cilincing, Jakarta Utara. Kegiatan ini diinisiasi oleh para awardee LPDP untuk memberikan pendidikan dan kesadaran lingkungan kepada anak-anak pesisir. Dengan tema besar “Samudra Lestari, Nusantara Berdaya”, program ini bertujuan untuk menginspirasi anak-anak pesisir Indonesia agar mereka bisa […]

  • Album Ketiga, Gym dan Lari Bareng HipHop Run It : Transformasi Dewasa Penikmat Soto

    Album Ketiga, Gym dan Lari Bareng HipHop Run It : Transformasi Dewasa Penikmat Soto

    • calendar_month Kam, 16 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 246
    • 0Komentar

    Sumber Foto : Instagram @penikmatsoto Dunia musik rap Indonesia selalu penuh dengan kejutan, dan salah satu nama yang sedang menjadi sorotan adalah Penikmat Soto, rapper asal Jakarta yang kini tengah sibuk mengerjakan album ketiganya. Dalam wawancara santai, ia berbagi cerita tentang perjalanan musik, kecintaannya pada kebugaran, hingga asal-usul nama panggungnya yang unik. Album Ketiga: Lebih […]

  • IDUL FITRI dan ZOON POLITICON

    IDUL FITRI dan ZOON POLITICON

    • calendar_month Sel, 1 Apr 2025
    • account_circle Dr. Fahrul Abd. Muid, S.Th.I, MA
    • visibility 95
    • 0Komentar

    Setiap kali kita merayakan hari raya ‘Idul Fitri, kita selalu dituntut untuk merenungkan dan menghayati pesan-pesan moral yang terkandung dalam Idul Fitri itu. Pesan-pesan itu sesungguhnya dapat ditelusuri lewat kata ‘Idul Fitri itu sendiri. ‘Idul Fitri adalah kata majemuk (tarkib al-idhafi) yang terdiri dari kata ‘id dan al-fitr. Kata ‘id semula berasal dari kata ‘aud, […]

expand_less