HIMAIT Universitas Alma Ata Gelar Aksi Sosial di Panti Asuhan Bantul
- account_circle Arafik Ramli
- calendar_month Ming, 18 Mei 2025
- visibility 183
- comment 0 komentar

Ketua HIMAIT Universitas Alma Ata, Jakariah (berpeci hitam), menyerahkan sertifikat penghargaan kepada pengurus Panti Asuhan Mustika Tama, didampingi oleh Wakil Ketua Asril (berpeci putih), Sekretaris Putri Ode (tengah, berhijab). Kegiatan ini merupakan bagian dari aksi sosial bertema “Satu Tindakan Kecil yang Melahirkan Cinta dan Merangkai Kebersamaan”, yang diselenggarakan pada Sabtu, 17 Mei 2025 di Bantul, Yogyakarta. | Dok. Istimewa
Yogyakarta, 18 Mei 2025 (balengkospace.com) – Himpunan Mahasiswa Indonesia Timur (HIMAIT) Universitas Alma Ata kembali menunjukkan kepeduliannya lewat aksi sosial di Panti Asuhan Mustika Tama, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 17 Mei 2025, pukul 15.30 hingga 20.00 WIB, mengusung tema “Satu Tindakan Kecil yang Melahirkan Cinta dan Merangkai Kebersamaan.”
Kegiatan dimulai dengan permainan interaktif yang melibatkan anak-anak panti. Gelak tawa dan kebahagiaan mengisi suasana sejak awal acara. HIMAIT juga membagikan hadiah berupa buku dan alat tulis sebagai bentuk apresiasi atas antusiasme anak-anak.
Setelah sesi permainan, seluruh peserta dan anak-anak panti melaksanakan sholat Isya berjamaah, menciptakan suasana yang khidmat dan penuh kebersamaan.
Ketua HIMAIT: Mahasiswa Timur Bisa Jadi Teladan
Ketua HIMAIT, Jakariah, mengungkapkan rasa bangganya terhadap seluruh anggota. Ia mengapresiasi semangat mereka yang aktif turun langsung dalam kegiatan sosial.
“Saya sangat bangga dan berterima kasih atas semangat teman-teman HIMAIT. Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia Timur mampu memberi dampak positif di lingkungan sekitar,” ujar Jakariah.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengubah stigma negatif terhadap mahasiswa dari wilayah Timur Indonesia. HIMAIT berkomitmen membangun citra sebagai organisasi yang aktif, peduli, dan inspiratif di lingkungan kampus.
HIMAIT rutin mengadakan pembersihan masjid di sekitar kampus setiap dua bulan. Selain itu, mereka juga aktif menggalang donasi bagi korban bencana alam.

Himpunan Mahasiswa Indonesia Timur Universitas Alma Ata Yogyakarta, berhasil menorehkan prestasi Juara 1 tuernamen futsal antar kampus | Sumber foto : Istimewa
Di bidang olahraga, HIMAIT mencatat prestasi membanggakan dengan meraih Juara 1 dalam Lomba Futsal Antar Kampus. Ini membuktikan bahwa semangat mereka tidak hanya hadir dalam kegiatan sosial, tetapi juga dalam bidang kompetitif.
Bang Musta, pendiri HIMAIT, mengungkapkan rasa haru melihat kekompakan adik-adiknya. Ia menyebut bahwa mereka bergerak atas dasar nurani, bukan sekadar formalitas organisasi.
“Kami, orang Timur, sering dianggap kasar. Padahal dari NTT, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, masyarakat kami sangat menjunjung tinggi toleransi,” ujar Bang Musta.

Potret bersejarah para Sultan dari empat kesultanan Islam tertua di Indonesia: Sultan Jailolo, Sultan Ternate, Sultan Tidore, dan Sultan Bacan. Keempatnya merupakan simbol kejayaan dan peradaban Islam di wilayah timur nusantara. 📝 Sumber foto: jendelakecildunia.com
Ia memberi contoh konkret: di NTT, masyarakat hidup rukun meski berbeda agama. Di Sulawesi Utara Manado, suasana saling menghormati begitu terasa. Bahkan di Maluku Utara, wilayah dengan empat Kesultanan Islam tertua di Indonesia yang terdiri dari Kesultanan Jailolo, Kesultanan Bacan, Kesultanan Tidore, dan Kesultanan Ternate, masyarakatnya hidup toleran dan tetap menghormati semua agama.
“Perangkat adat Kesultanan Ternate bahkan terdiri dari berbagai latar belakang agama dan etnis. Jabatan Kapita Sarani, misalnya, dipegang oleh tokoh dari kalangan Nasrani, sementara Kapita Cina berasal dari komunitas Tionghoa. Keberagaman ini menjadi bukti nyata bahwa jauh sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, leluhur kami di Maluku Utara telah hidup dalam semangat toleransi dan kebersamaan.
Kami tidak pernah membeda-bedakan berdasarkan agama atau asal usul. Maka, jangan ragukan ketulusan hati kami. Toleransi bukan hal baru bagi kami, ia telah lama menjadi bagian dari identitas dan kehidupan masyarakat Maluku Utara” tegasnya.
Sebagai putra asli Ternate, ia menutup dengan refleksi pribadi,
“Di kampung, kami tidak pernah membedakan ras, suku, atau agama. Nilai-nilai itu tetap kami bawa saat merantau, maka dari itu kami sangat tidak suka dengan tindakan rasisme.”
Melalui aksi sosial ini, HIMAIT Universitas Alma Ata membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia Timur tidak hanya mampu berprestasi, tetapi juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Mereka konsisten menciptakan perubahan positif, menyebarkan semangat toleransi, dan membangun citra mahasiswa Timur yang membanggakan.
- Penulis: Arafik Ramli
- Editor: Balengko Creative Media
Saat ini belum ada komentar