Talkshow Kita Berkebaya di ARTJOG 2025 Angkat Peran Perempuan dan Budaya
- calendar_month Jum, 8 Agu 2025
- visibility 90
- comment 0 komentar

Suasana panggung talkshow Kita Berkebaya pada ARTJOG 2025, Acara berlangsung pada 7 Agustus 2025 di Jogja National Museum dan terbuka untuk umum. (Dok. Muzsta/Balengko Space)
BALENGKO SPACE, YOGYAKARTA (8/8/25) – Sebagai bagian dari rangkaian acara ARTJOG 2025, sebuah talkshow bertajuk “Kita Berkebaya“ sukses digelar pada Kamis, 7 Agustus 2025, di Jogja National Museum. Acara ini menjadi sorotan publik karena mengusung isu penting seputar pemberdayaan perempuan melalui kebaya sebagai simbol budaya dan identitas nasional.
Talkshow Kita Berkebaya diselenggarakan oleh Narasi, Bakti Budaya Djarum Foundation, dan ARTJOG. Dengan mengangkat tema utama “Berdaya Lewat Kebaya”, acara ini mengajak publik untuk memandang kebaya bukan semata-mata sebagai pakaian tradisional, melainkan sebagai representasi keberanian, perlawanan, dan peran historis perempuan dalam kehidupan sosial Indonesia.
Performa Interaktif dan Kolaborasi Musik
Talkshow dimulai pukul 18.00 WIB dan terbuka untuk masyarakat umum. Format acara dikemas dalam panggung performa yang dinamis, menghadirkan Lantun Orchestra sebagai penampil utama. Musik orkestra yang dipadukan dengan presentasi visual kebaya menciptakan suasana yang reflektif dan memikat.
Tidak hanya menghadirkan musik, panggung juga menampilkan padu padan kebaya kontemporer dari berbagai generasi dan latar budaya, memberikan gambaran tentang bagaimana kebaya terus berevolusi seiring perkembangan zaman.
Film Pendek “Kita Berkebaya” dan Makna Emansipasi
Salah satu momen utama dalam acara ini adalah pemutaran film pendek “Kita Berkebaya”, sebuah karya visual yang mengangkat perjalanan panjang kebaya dalam narasi sejarah, budaya, dan emansipasi. Film ini tidak hanya memperlihatkan estetika kebaya, tetapi juga menyuarakan cerita-cerita perempuan yang merawat dan mempertahankan nilai-nilai budaya lokal di tengah perubahan sosial.
Dengan pendekatan visual yang emosional dan naratif yang kuat, film ini berhasil membangun koneksi emosional dengan penonton, memperkuat pesan bahwa budaya tidak hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk diperjuangkan dan dihidupkan kembali.(red)
- Penulis: Redaksi Balengko Space
- Editor: Redaktur Balengko Creative Media
Saat ini belum ada komentar