GP Ansor Maluku Utara Sayangkan Pernyataan Senator Hasbi Yusuf: “Sikap Emosional Tidak Menjawab Substansi Masalah DOB Sofifi”
- calendar_month Sel, 29 Jul 2025
- visibility 1.419
- comment 0 komentar

Ketua GP Ansor Maluku Utara Syarif Abdullah | Sumber Foto : Istimewa
“Gubernur adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Jika ada aspirasi masyarakat terkait penataan wilayah, sangat wajar bila gubernur merespons dan memfasilitasi dengan mekanisme formal. Itu bukan provokasi, itu menjalankan tanggung jawab,” jelasnya.
Syarif menilai bahwa pernyataan Hasbi Yusuf justru terjebak dalam kontradiksi logika. Syarif menyayangkan adanya pernyataan yang dinilainya tidak konsisten, ketika gubernur diminta mendukung DOB lain seperti Gane Raya atau Galela-Loloda, namun dalam kasus Sofifi justru disarankan untuk tidak terlibat.
“Bagaimana bisa menuntut gubernur memperjuangkan aspirasi DOB lain seperti Gane Raya atau Galela-Loloda, sementara dalam konteks Sofifi justru dilarang ikut terlibat? Ini logika yang saling bertabrakan,” katanya.
GP Ansor Maluku Utara menekankan bahwa penyelesaian status DOB Sofifi adalah bagian dari agenda pembenahan tata kelola pemerintahan daerah, bukan semata urusan sentimentil atau pencitraan politik.
“Sejak ditetapkan sebagai ibu kota provinsi melalui UU No. 46 Tahun 1999, Sofifi masih menggantung secara administratif. Ini menghambat pelayanan publik dan perencanaan pembangunan di tingkat provinsi. Maka, memperjuangkan DOB Sofifi adalah langkah logis dan rasional, bukan politisasi,” tegas Syarif.
Ia mengajak seluruh tokoh publik, termasuk para senator, untuk membangun suasana dialog yang sehat dan menghindari narasi yang bisa memecah belah masyarakat.
“Kalau ada perbedaan pandangan, mari kita duduk bersama secara terbuka dan ilmiah. Demokrasi tumbuh melalui perdebatan sehat, bukan saling membungkam,” tutupnya. (red)
- Penulis: Redaksi Balengko Space
- Editor: Redaktur Balengko Creative Media
Saat ini belum ada komentar