Matinya Imajinasi dalam Peradaban Citra: Hermeneutika Kemungkinan ala Richard Kearney
- calendar_month Sen, 29 Sep 2025
- visibility 198
- comment 0 komentar

Portrait of Prof. Richard Kearney, Charles B. Seelig Chair (Philosophy) photographed for use in the 3/11 issue of Chronicle Picture Lee Pellegrini
Dalam sejarah filsafat Barat, imajinasi sempat diagungkan dari Plato yang mencurigainya sebagai bayangan samar, hingga Kant yang menyebutnya sebagai “kekuatan transendental” yang mengikat intuisi dengan konsep. Namun, Kearney melacak bahwa modernitas dan kemudian postmodernitas merombak posisi ini. Imajinasi yang dahulu menyingkap realitas kini digantikan oleh simulasi citra. Yang tersisa bukan lagi penciptaan makna, tetapi permainan tanda yang berputar pada dirinya sendiri.
Kearney menyebut fenomena ini sebagai “death of imagination” imajinasi kehilangan fungsi hermeneutisnya dan direduksi menjadi konsumsi visual. Kita hidup di tengah peradaban gambar, di mana televisi, iklan, dan media sosial bukan lagi sekadar mewakili realitas, melainkan menggantikan realitas itu sendiri. Realitas, kata Kearney, menjadi bayangan dari citra, bukan sebaliknya.
Matinya Imajinasi dalam Peradaban Citra
Kearney menunjukkan bahwa dalam budaya postmodern, citra telah menjadi komoditas yang dapat direproduksi tanpa batas. Andy Warhol dengan sinis menegaskan bahwa ia bisa mencetak ratusan “karya seni” dalam sehari, membongkar mitos modern tentang orisinalitas. Seni, pada titik ini, berubah menjadi anti-seni, parodi dari dirinya sendiri. Imajinasi yang dahulu dipandang sakral kini berubah menjadi tiruan tanpa aura, meminjam istilah Walter Benjamin.
Akibatnya, imajinasi kehilangan fungsi kritisnya. Pada akhirnya tidak lagi menawarkan alternatif atas dunia aktual, tetapi larut dalam sirkulasi tanda-tanda yang saling meniru. Imajinasi menjadi korban ketika citra tidak lagi mengacu pada sesuatu di luar dirinya. Kita melihatnya di layar kaca, di iklan, di media sosial yang dipertontonkan bukan lagi realitas, melainkan konstruksi visual yang menciptakan ilusi kebenaran.
- Penulis: Muhammad Asmar Jurusan Aqidah Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
- Editor: Redaktur Balengko Creative Media
- Sumber: • Kearney, R. (1988). The Wake of Imagination. London: Routledge. • Kearney, R. (2004). Hermeneutics of the Possible God. Revista Portuguesa de Filosofia, 60(4), 929–952. • Greisch, J. (2004). The “Maker Mind” and Its Shade: Richard Kearney’s Hermeneutics of the Possible God. Research in Phenomenology, 34, 246–254.
Saat ini belum ada komentar