Resmi! KOMPPI-MU DIY 2025 Pilih Muhammad Asmar Joma, Siap Majukan Pendidikan Maluku Utara
- account_circle Muzstakim
- calendar_month Ming, 15 Jun 2025
- visibility 85
- comment 0 komentar

Sumber Foto : Istimewa
Yogyakarta, 15 Juni 2025 – Sebuah babak baru dimulai bagi komunitas intelektual pascasarjana Maluku Utara yang tergabung dalam Komunitas Magister Peduli Pendidikan Maluku Utara Daerah Istimewa Yogyakarta (KOMPPI-MU DIY). Dalam pelantikan yang digelar sederhana namun penuh makna, Muhammad Asmar Joma resmi menjabat sebagai Ketua Umum periode 2025–2026. Dengan latar belakang akademik yang kuat dan pengalaman advokasi yang konsisten, Asmar hadir membawa semangat baru untuk mendorong perubahan signifikan dalam sektor pendidikan Maluku Utara.
Pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk para senior KOMPPI-MU DIY, akademisi, dan perwakilan dari berbagai organisasi mahasiswa daerah seperti IKPM (Ikatan Pelajar Mahasiswa) se-Maluku Utara. Acara tersebut tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga momentum konsolidasi intelektual pascasarjana Maluku Utara di Yogyakarta untuk mengambil peran strategis dalam pembangunan daerah, khususnya di bidang pendidikan.
Dalam pidato pelantikannya, Muhammad Asmar Joma menyampaikan kekhawatiran mendalam atas kondisi pendidikan di Maluku Utara yang menurutnya masih menghadapi tantangan serius. Ia menyoroti adanya jurang ketimpangan yang lebar antara pembangunan infrastruktur fisik dan kualitas sumber daya manusia.
“Kami akan berupaya keras untuk menjadi jembatan antara gagasan-gagasan akademik dan implementasi nyata di lapangan. Pendidikan tidak boleh diperlakukan sebagai formalitas administratif. Apa gunanya akreditasi jika tidak ada kualitas? Apa gunanya angka-angka progres proyek jika anak-anak di daerah pedalaman masih belajar di sekolah roboh?” tegas Asmar.
Ia menekankan bahwa pembangunan pendidikan seharusnya tidak terjebak dalam logika teknokratis yang mengutamakan angka, proyek, dan data administratif semata, tanpa memperhatikan kebutuhan riil masyarakat lokal.
“Pemerintah Provinsi Maluku Utara tidak hanya gagal dalam eksekusi program, tetapi juga gagal dalam membangun ekosistem pendidikan budaya yang berpihak pada masa depan generasi. Kami ingin mendorong kebijakan yang tidak hanya membangun infrastruktur, tapi juga membangun generasi,” lanjutnya.
Asmar mengajak semua pihak, khususnya kaum terpelajar dari Maluku Utara, untuk tidak berdiam diri dalam menghadapi krisis pendidikan. Ia menyampaikan bahwa pendidikan bukan sekadar soal angka partisipasi sekolah atau nilai ujian nasional, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan ruang belajar yang adil, manusiawi, dan relevan dengan identitas budaya lokal.
Sebagai Ketua Umum yang baru, Asmar menyampaikan beberapa visi dan misi strategis yang akan menjadi arah kerja KOMPPI-MU DIY selama satu tahun ke depan. Salah satu agenda utamanya adalah mendorong sinergitas intelektual antar magister yang berasal dari berbagai latar belakang keilmuan dan kampus di Yogyakarta.
“Sinergitas intelektual magister adalah kunci. Kami percaya, dengan menyatukan pemikiran dan potensi dari berbagai disiplin ilmu, kita bisa menciptakan terobosan nyata dalam pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan di Maluku Utara,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran komunitas intelektual dalam membangun jejaring kebijakan dan advokasi yang kuat. Menurutnya, banyak alumni magister dari Maluku Utara yang memiliki kapasitas besar, namun belum terorganisir secara optimal untuk mendorong perubahan struktural dalam kebijakan pendidikan daerah.
Pelantikan Muhammad Asmar Joma tidak hanya disambut hangat oleh komunitas internal KOMPPI-MU, tetapi juga oleh perwakilan mahasiswa Maluku Utara dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya potensi konsolidasi kekuatan pemuda terpelajar Maluku Utara yang tersebar di berbagai wilayah.
Asmar menyampaikan pentingnya membangun konektivitas lintas daerah dalam membela hak pendidikan warga Maluku Utara. Ia menilai bahwa agenda besar perubahan tidak mungkin dikerjakan sendiri. Oleh sebab itu, KOMPPI-MU DIY membuka pintu kolaborasi seluas-luasnya dengan organisasi sejenis di kota-kota lain.
“Kami ingin membawa suara pascasarjana ke ruang-ruang pengambilan kebijakan. Sinergitas intelektual harus diterjemahkan ke dalam keberanian berpihak pada rakyat, terutama dalam soal akses, mutu, dan pemerataan pendidikan,” tambah Asmar dengan tegas.
Pelantikan ini menjadi tonggak penting bagi gerakan intelektual muda Maluku Utara di Yogyakarta. Dengan kepemimpinan Muhammad Asmar Joma, KOMPPI-MU DIY siap menjadi kekuatan alternatif yang tidak hanya kritis terhadap kebijakan, tetapi juga mampu menawarkan solusi berbasis data, riset, dan nilai-nilai lokal.
Pendidikan Maluku Utara butuh lebih dari sekadar pembangunan fisik-ia membutuhkan visi jangka panjang, keberpihakan pada masyarakat marjinal, dan keberanian intelektual untuk menyuarakan keadilan. KOMPPI-MU DIY telah menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari ruang diskusi, komunitas, dan kemauan untuk bertindak.(red)
- Penulis: Muzstakim
- Editor: Tim Redaksi Balengko Creative Media
Saat ini belum ada komentar