Maluku Utara terancam sampah Plastik : Solusi dari Hulu ke Hilir
- calendar_month Sel, 7 Jan 2025
- visibility 770
- comment 0 komentar

Balengko Space – Masalah sampah kini menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan, termasuk di Provinsi Maluku Utara yang dikenal dengan keindahan alamnya. Isu ini mencuat akibat berbagai faktor, seperti rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dengan benar serta pengelolaan sampah yang masih belum optimal. Dampaknya terlihat nyata, mulai dari pencemaran lingkungan hingga rusaknya ekosistem laut.
Maluku Utara, yang terdiri dari 395 pulau besar dan pulau kecil, serta 64 pulau berpenghuni, memiliki total wilayah 140.255,36 km², dengan 76,27% merupakan lautan. Daerah dengan kekayaan maritim yang melimpah ini terancam akibat buruknya pengelolaan sampah. Sebagai contoh, pada Desember 2024, video viral memperlihatkan saluran air di jembatan antara Kelurahan Soa-Sio kampung Makassar, Kota Ternate , tersumbat sampah plastik. Sampah tersebut mengarah ke laut lepas, yang memperparah pencemaran lingkungan akibat sampah.
Menurut data BRIN, lebih dari 8 juta ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahun, memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan ekosistem laut. Kondisi ini mempertegas perlunya kolaborasi lintas sektor untuk menangani masalah sampah secara holistik.
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar