Kritik Pandangan Islam tentang Kemiskinan: Solusi Nyata & Tanggung Jawab Sosial
- calendar_month Sab, 6 Sep 2025
- visibility 146
- comment 0 komentar

Oleh: Fahrul Abd Muid Penulis adalah Dosen IAIN Ternate dan Sekretaris ICMI Kota Ternate-Maluku Utara | Sumber foto : Ist
Fungsi Kemiskinan Dalam Rantai Kehidupan
Fungsi pertama, bahwa kemiskinan adalah menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, tidak terhormat, berat, berbahaya, tetapi mereka dibayar sangat murah oleh orang-orang kaya. Orang miskin diperlukan untuk membersihkan got-got yang mampet, membuang sampah, menaiki gedung yang tinggi, bekerja di pertambangan yang tanahnya mudah runtuh, jaga malam, atau memelihara binatang milik orang kaya. (jadi, seringkali mereka pelayan tuan dan binatang peliharaannya sekaligus). Bayangkan apa yang terjadi di dunia ini bila orang-orang miskin tidak ada, sampah bertumpuk, rumah dan pekarang kotor, bangunan terbengkalai, Binatang peliharaan orang-orang kaya akan mengamuk, mayat-mayat tidak terkuburkan, dan tuan besar tidak dapat tidur tenang. Banyak sekali kegiatan ekonomi dalam rantai kehidupan manusia yang melibatkan pekerjaan kotor dan berbahaya-di restoran, pusat perdagangan, industri, pertanian-yang sangat memerlukan kehadiran orang-orang miskin.
Fungsi kedua, bahwa kemiskinan adalah menambah atau memperpanjang nilai-guna barang atau jasa. Barang bekas yang tidak terpakai dapat dijual atau dengan bangga dikatakan “di-infaq-kan” kepada orang-orang miskin. Begitu pula barang-barang apkiran: potongan kue biscuit,buah-buahan yang hampir membusuk, sayuran yang tidak laku, makanan dan minuman yang tidak laik dikonsumsi oleh manusia, tempat tinggal yang diterlantarkan orang, seperti kolong jembatan, pinggiran rel kereta api, rumah yang ambruk, dan kuburan. Semua menjadi bermanfaat atau dimanfaatkan untuk orang-orang miskin, jika enggan berkata di Indonesia dan boleh jadi hal ini terlihat juga pada negara-negara berkembang yang penduduknya di dominasi oleh orang-orang miskin. Mereka juga menjadi pemasok penghasilan bagi kaum profesional, seperti dokter, polisi, guru yang sudah tua, atau kurang mampu, atau pensiunan yang tidak dapat lagi menarik orang berduit.
Fungsi ketiga, bahwa kemiskinan justru digunakan oleh kebijakan negara untuk mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang justru sangat menguntungkan orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena mereka dibayar dengan upah yang sangat murah, dapat mengurangi biaya produksi, dan akibatnya melipatgandakan keuntungan bagi pemilik modal (kaum kapitalis). Petani tidak boleh menaikkan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota. Pernah dilaporkan bahwa tunggakan Pemda X di negara Antah Berantah kepada Bank Dunia sudah sangat bertumpuk. Seorang pakar ekonomi menyarankan agar Pemda mengeluarkan peraturan baru semacam Perda untuk memungut retribusi dari pasar dan sektor informal. Kedua-duanya didominasi oleh orang-orang miskin. Birokrat-birokrat kecil yang gajinya kurang menutupi kekurangannya dengan memeras orang-orang miskin. Pernah dilaporkan bahwa sumbangan sektor informal untuk perekonomian Indonesia sangat menentukan. Sektor ini telah menyelamatkan pemerintah Indonesia dari ledakan pengangguran, karena jasa orang-orang miskin.
- Penulis: Fahrul Abd. Muid
- Editor: Redaktur Balengko Creative Media
Saat ini belum ada komentar