Maluku Utara terancam sampah Plastik : Solusi dari Hulu ke Hilir
- calendar_month Sel, 7 Jan 2025
- visibility 851
- comment 0 komentar

Warga Maluku Utara dan Solusi Pengelolaan Sampah
Ronaldo Molle, atau akrab disapa Ciko, seorang warga Desa Hoku-Hoku Kie, Kabupaten Halmahera Barat, kini tengah mendalami pengelolaan sampah di Cilacap, Jawa Tengah. Menurutnya, pengelolaan sampah di Maluku Utara belum maksimal. “Kesadaran masyarakat masih rendah. Banyak yang menggunakan plastik sekali pakai dan membuang sampah sembarangan,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti sistem tempat pembuangan akhir (TPA) yang masih menggunakan metode open dumping, yang dilarang oleh UU No. 18 Tahun 2008 karena berbahaya bagi lingkungan. Ciko menekankan bahwa perbaikan harus dilakukan mulai dari hulu hingga hilir, melibatkan pemerintah, masyarakat, dan berbagai organisasi.
Peran Teknologi dan Bank Sampah
Ciko saat ini menggunakan aplikasi “Containder” untuk membantu pengelolaan sampah. Aplikasi ini menawarkan fitur-fitur seperti pengelolaan armada, kontrol TPS, program pengumpulan plastik, dan insentif berbasis berat sampah plastik. Containder juga rutin mengadakan kegiatan sosial yang melibatkan pemerintah daerah, komunitas, dan masyarakat umum.
Selain itu, Ciko menekankan pentingnya pengembangan bank sampah di tengah masyarakat. “Bank sampah mampu menjadi solusi untuk pengelolaan sampah organik dan nonorganik secara berkelanjutan,” ujarnya.
Harapan untuk Masa Depan
Ciko berharap seluruh kabupaten/kota di Indonesia bermitra dengan Containder dan menerapkan teknologi baru dalam pengelolaan sampah. “Kita perlu terus mengampanyekan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan kerja sama semua pihak, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih hijau,” tambahnya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Maluku Utara dapat menjadi contoh bagaimana pengelolaan sampah yang baik dapat melindungi lingkungan sekaligus mendukung keberlanjutan ekosistem lautnya.
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar