Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » OPINI » MITIGASI BUNUH DIRI

MITIGASI BUNUH DIRI

  • calendar_month Jum, 11 Apr 2025
  • visibility 144
  • comment 0 komentar

Menurut kamus Encyclopedia Britanica, bunuh diri didefinisikan sebagai usaha seseorang untuk mengakhiri hidupnya dengan cara suka-rela atau sengaja. Kata Suicide berasal dari kata latin Sui yang berarti diri (self), dan kata Caedere yang berarti membunuh (to kill). Sedangkan menurut aliran Human Behavior, bunuh diri ialah bentuk pelarian parah dari dunia nyata, atau lari dari situasi yang tidak bisa ditolerir atau merupakan bentuk regresi (hubungan sebab-akibat) ingin kembali pada keadaan nikmat, nyaman dan tentram. (Kartono, 2000:143). Bunuh diri adalah pembunuhan secara simbolis, karena ada peristiwa indentifikasi dengan seseorang yang dibenci, dengan membunuh diri sendiri orang yang bersangkutan secara simbolis membunuh orang yang dibencinya. Bunuh diri adalah satu jalan untuk mengatasi macam-macam kesulitan pribadi, misalnya berupa rasa kesepian, dendam, takut, kesakitan fisik, dosa dan lain-lain. Beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bunuh diri adalah usaha seseorang untuk menyakiti dirinya sendiri dengan tujuan untuk meniadakan atau untuk menghilangkan nyawanya sendiri, hal ini biasanya dilakukan atas dasar motivasi-motivasi tertentu seperti menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Mengutip pendapatanya Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi dalam kitabnya “al-Insan bain al-musayyar wa al-mukhayyar” artinya, manusia antara dijalankan dan memilih berjalan sendiri atau manusia antara dipilihkan dan memilih sendiri dalam kehidupannya. Ketika manusia dilahirkan diatas dunia ini sebagai suku tertentu, apakah manusia itu memilih ataukah dipilihkan, manusia terlahir menjadi suku jawa, suku sumatera, suku madura, suku bajo, suku makian, suku tobelo-galela, suku ternate, suku tidore, suku cina, suku arab dan sebagainya. Ternyata yang berlaku pada diri manusia ketika dilahirkan di atas dunia ini adalah dipilihkan oleh Allah Swt bukan karena manusia itu memilih dirinya sendiri sebagai suku tertentu. Sehingga diantara kita tidak boleh saling mengejek atau mengolok-ngolok antara satu suku dengan suku lainnya dengan mengatakan ‘hai cina-hai batak-hai jawa-hai madura-dan hai bajo. Karena dia tidak pernah memilih dirinya untuk menjadi suku tertentu tapi dia dipilihkan oleh Allah Swt Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan ketika seseorang hendak mau ‘bunuh diri’ dengan menggunakan silet, pisau, pistol, minum racun, melompat dari atas gunung atau dari lantai tertinggi pada sebuah gedung, maka apakah dia ‘memilih’ ataukah dia ‘dipilih’ untuk ‘bunuh diri’? Anda mulai ragu kan kawan! Ketika Buya Hamka di penjara oleh penguasa saat itu sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya “tasawwuf modern” bahwa ketika itu Hamka benar-benar mengalami kondisi psikologi-jiwanya sangat rapuh dan terguncang hebat akibat dipenjarakan, apalagi Hamka diintrogasi oleh petugas keamanan penjara yang sangat galak dengan menaikkan sepatunya ke atas meja dan berkata kepadanya, ‘hai Hamka anda adalah pengkhianat negara yang akan menjual tanah air negara anda sendiri ke bangsa malasyia’.  Maka saat itu tersedia sebuah silet di dinding penjaranya, sehingga setan pun berbisik ditelinganya ‘hai Hamka ambil saja silet itu untuk kau iris urat nadimu’ percuma saja kau hidup saat ini karena kau sama sekali tidak ada lagi harga dirimu, bukannya kau di sumatera barat engkau sebagai ‘datuk’ yang sangat dihargai oleh masyarakatmu di sana. Setan pun berkata kepada Hamka, kau ‘bunuh’ saja dirimu yang tak berguna itu. Hamka sama sekali tidak terpengaruh dengan bisikan setan itu tapi dengan luar biasanya Hamka berhasil melawan bisikan setan dengan kekuatan imannya yang terhunjam kuat dalam kalbu Hamka. Maka bisikan ‘setan’ pun dikalahkan oleh kekuatan imannya Hamka.

Dengan demikian, ada saatnya dia memilih bahwa kenapa dia masuk neraka karena memang dia ‘memilih’ untuk mengikuti ajakan setan untuk menghilangkan ‘nyawanya sendiri’. Oleh karena itu, saya, anda, dan kita semua sangat dianjurkan untuk melakukan mitigasi dengan cara membaca ayat kursi, do’a-do’a, zikir-zikir, wirid-wirid, dan banyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw supaya jangan sampai setan berhasil berbisik kepada kita dengan mengatakan, ‘bunuhlah dirimu’, ‘bunuhlah dirimu’, dan ‘bunuhlah dirimu’. Misalnya ketika dia dikantor ditekan oleh atasannya, di jalan dia pun ditangkap oleh polisi-apalagi dia dikejar-kejar oleh KPK untuk ditangkap, dan lebih-lebih di rumah dia pun ditekan oleh istrinya untuk ‘memilih’ melakukan korupsi uang negara, maka situasi dan keadaan demikian pasti membuat dia mengalami ‘stres’ berat maka begitu dia tengok ‘baigon’ seperti minuman ‘coca-cola’ saja sehingga akhirnya dia pun minum jenis minuman racun itu untuk ‘memilih’ melakukan ‘bunuh diri’ maka dia yang melakukan ‘bunuh diri’ sudah dipastikan masuk ke dalam neraka jahannam, seyogyanya bagi orang Islam yang harus dia cepat-cepat lakukan adalah dengan melakukan mitigasi dengan mengambil air wudhu’ dan mengerjakan shalat fardhu maupun sunnah karena fungsi ibadah shalat itu adalah memberikan pertolongan pertama kepadanya untuk mitigasi dirinya dari perbuatan ‘memilih’ untuk melakukan tindakan ‘bunuh diri’, ‘wasta’inu bi al-shabri wa al-shalat’ (dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu). Ketika dia hendak meminum air digelas yang ada didepannya maka dia pun harus meminum air itu dengan ‘memilih’ untuk menggunakan tangan kanannya dalam mengangkat gelas itu bukan dengan menggunakan tangan kirinya, karena manusia itu diberikan fakultas pancaindra oleh Allah Swt dalam dirinya yakni kedua matanya agar ‘memilih’ untuk melihat yang baik-baik, kedua telinganya agar ‘memilih’ untuk mendengar pembicaraan yang baik-baik, mulut untuk ‘memilih’ berbicara yang jujur, dan kekuatan iradah dan kodrat agar dia memiliki kemampun dalam dirinya untuk ‘memilih’ hal-hal dalam hidupnya yang disukai oleh Allah Swt. Oleh karenanya, bahwa ‘bunuh diri’ itu adalah kemampuan dia untuk ‘memilih’ bukan satu-satunya ‘pilihan’ yang harus dia pilih untuk kemudian menghilangkan ‘nyawanya sendiri’.

Dalam Hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tentang hukum keras dan haram hukumnya bagi seseorang yang ‘memilih’ melakukan tindakan ‘bunuh diri’ dengan 3 (tiga) jalan yakni, pertama, “Barang siapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergengggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka jahannam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya. Kedua, “Barang siapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun maka ia akan selalu minghirupnya di neraka jahannam dan ia kekal di dalamnya. Ketiga, “Barang siapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka jahannam dan dia kekal di dalamnya”.

Cara memahami Hadis ini bahwa apa pun cara dia ‘memilih’ untuk melakukan ‘bunuh diri’ baik yang telah disebutkan dalam Hadis tersebut maupun yang tidak disebutkan caranya dalam Hadis ini, misalnya dengan menggunakan ‘tali’ yang diikat dilehernya untuk melakukan ‘bunuh diri’ sebagaimanya yang sangat viral saat ini cara untuk ‘memilih’ bunuh diri dengan tali gantungan, maka dipastikan yang bersangkutan akan masuk ke dalam neraka jahannam kekal di dalamnya. Tetapi yang dimaksud dengan ‘frasa’ khalidan, mukhalladan fiha abadan dalam redaksi Hadis tersebut, jika seseorang yang telah berhasil ‘bunuh diri’ itu memahami atau berkeyakinan bahwa perbuatan ‘bunuh diri’ itu adalah sesuatu yang ‘halal’ hukumnya, maka yang bersangkutan sudah merubah status hukum ‘bunuh diri’ secara syari’at yang ‘haram’ itu menjadi hukumnya ‘halal’ maka dia akan masuk ke dalam neraka jahannam kekal selama-lamanya karena dia telah mengalami ‘kekafiran’ dalam kematiannya. Sedangkan seseorang yang berhasil ‘bunuh diri’ dengan tidak memahami atau menyakini bahwa perbuatan ‘bunuh diri’ itu adalah hukumnya ‘halal’ maka yang bersangkutan tetap saja masuk ke dalam neraka jahannam dalam waktu yang panjang tapi tidak kekal selamanya di dalam neraka, karena pada akhirnya Allah Swt akan mengeluarkannya dari dalam neraka jahannam itu pada kloter terakhir dalam keadaan masih bertauhid kepada Allah Swt untuk masuk ke dalam surga-Nya. Dengan demikian, bahwa seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan yang mengambil jalan pintas dengan ‘memilih’ bunuh diri, maka dia tetap masih dalam keadaan bertauhid kepada Allah Swt dan kepadanya tidak dihukumi dia telah kafir dalam kematiannya dengan cara ‘memilih’ untuk bunuh diri karena memang ajalnya sudah bersamaan dengan cara dia memilih ‘bunuh diri’. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Gerakan Mahasiswa : Merebut Kemenangan atau Tunduk pada Kekuasaan

    Gerakan Mahasiswa : Merebut Kemenangan atau Tunduk pada Kekuasaan

    • calendar_month Kam, 31 Jul 2025
    • account_circle Faturahman Djaguna
    • visibility 407
    • 0Komentar

    Gerakan mahasiswa selama ini dikenal sebagai agen perubahan sosial-politik yang membawa aspirasi rakyat dan menjadi suara moral bangsa. Akan tetapi dalam perkembangan kontemporer gerakan mahasiswa menghadapi tantangan serius berupa degradasi semangat, tujuan, dan bentuk perjuangan. Gerakan yang dahulu bersifat ideologis dan transformatif kini kerap terjebak dalam agenda pragmatis, partisan, bahkan kooptatif. Dalam banyak kasus kekinian […]

  • Tenaga dapur MBG menjalankan SOP keamanan pangan

    Makan Bergizi Gratis (MBG): Niat Baik yang Harus Dijaga dengan Kualitas dan Kepercayaan Publik

    • calendar_month Ming, 28 Sep 2025
    • account_circle Fahmil Usman, S.Gz.,M.Gz.,AIFO
    • visibility 156
    • 0Komentar

    Jika benar bahwa tujuan dari MBG (Makan Bergizi Gratis) adalah sebuah niat baik yang telah dirancang untuk mencapai lebih dari sekadar ketahanan pangan. Program ini berfungsi sebagai katalis untuk pembangunan ekonomi lokal, yakni melalui dukungan kepada UMKM dan penciptaan pekerjaan dibidang pertanian. Dampak akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan melalui penurunan kemiskinan dan meningkatkan gizi masyarakat tetutama […]

  • PATCOIFA Sula sukses gelar Literasi Pesisir dan Bakti Sosial Sula di Desa Pastabulu, Maluku Utara dengan dukungan lintas lembaga.

    PATCOIFA Sula Gelar Literasi Pesisir & Bakti Sosial

    • calendar_month Jum, 29 Agu 2025
    • account_circle Redaksi Balengko Space
    • visibility 565
    • 0Komentar

    BALENGKO SPACE, Kepulauan Sula, Maluku Utara (29/8) — Komunitas Literasi PATCOIFA Sula menggelar kegiatan Literasi Pesisir dan Bakti Sosial Sula di Desa Pastabulu, Kecamatan Mangoli Utara. Kegiatan ini menjadi program kedua yang PATCOIFA Sula jalankan di desa tersebut dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Literasi Pesisir dan Bakti Sosial Sula di Desa Pastabulu PATCOIFA Sula mengajak […]

  • FKIP Unkhair Kupas Cara Cerdas Dukung Tumbuh Kembang Anak Lewat Gizi!

    FKIP Unkhair Kupas Cara Cerdas Dukung Tumbuh Kembang Anak Lewat Gizi!

    • calendar_month Rab, 4 Jun 2025
    • account_circle FAHMIL USMAN, S.Gz.,M.Gz
    • visibility 547
    • 0Komentar

    Balengko Space – Ternate, 4 Juni 2025 program Studi PG-PAUD FKIP Universitas Khairun Ternate menggelar kuliah tamu bertema “Optimalisasi Asupan Gizi bagi Tumbuh Kembang Anak” pada Rabu (4/6). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang peran gizi dalam mendukung perkembangan fisik dan mental anak. Fahmil Usman, S.Gz., M.Gz., dosen Fakultas Kesehatan ISDIK Kie Raha, hadir […]

  • IDUL FITRI dan ZOON POLITICON

    IDUL FITRI dan ZOON POLITICON

    • calendar_month Sel, 1 Apr 2025
    • account_circle Dr. Fahrul Abd. Muid, S.Th.I, MA
    • visibility 127
    • 0Komentar

    Setiap kali kita merayakan hari raya ‘Idul Fitri, kita selalu dituntut untuk merenungkan dan menghayati pesan-pesan moral yang terkandung dalam Idul Fitri itu. Pesan-pesan itu sesungguhnya dapat ditelusuri lewat kata ‘Idul Fitri itu sendiri. ‘Idul Fitri adalah kata majemuk (tarkib al-idhafi) yang terdiri dari kata ‘id dan al-fitr. Kata ‘id semula berasal dari kata ‘aud, […]

  • Homestay Murah dan Nyaman di Kota Ternate, Dekat Bandara Sultan Babullah dan Pelabuhan

    Homestay Murah dan Nyaman di Kota Ternate, Dekat Bandara Sultan Babullah dan Pelabuhan

    • calendar_month Rab, 15 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 466
    • 0Komentar

    Foto : Shutterstock/Nuralam/Istimewa Maluku Utara adalah surga tersembunyi dengan kekayaan alam yang memukau. Dari sektor pertanian, pertambangan, hingga pariwisata, provinsi ini menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Tidak hanya menawarkan pemandangan menakjubkan, Maluku Utara juga menjadi destinasi favorit bagi mereka yang mencari pengalaman baru dan unik. Kota Ternate, sebagai salah satu pintu gerbang menuju Pulau […]

expand_less