Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » OPINI » MITIGASI BUNUH DIRI

MITIGASI BUNUH DIRI

  • account_circle Fahrul Abd. Muid
  • calendar_month Jum, 11 Apr 2025
  • visibility 78
  • comment 0 komentar

Menurut kamus Encyclopedia Britanica, bunuh diri didefinisikan sebagai usaha seseorang untuk mengakhiri hidupnya dengan cara suka-rela atau sengaja. Kata Suicide berasal dari kata latin Sui yang berarti diri (self), dan kata Caedere yang berarti membunuh (to kill). Sedangkan menurut aliran Human Behavior, bunuh diri ialah bentuk pelarian parah dari dunia nyata, atau lari dari situasi yang tidak bisa ditolerir atau merupakan bentuk regresi (hubungan sebab-akibat) ingin kembali pada keadaan nikmat, nyaman dan tentram. (Kartono, 2000:143). Bunuh diri adalah pembunuhan secara simbolis, karena ada peristiwa indentifikasi dengan seseorang yang dibenci, dengan membunuh diri sendiri orang yang bersangkutan secara simbolis membunuh orang yang dibencinya. Bunuh diri adalah satu jalan untuk mengatasi macam-macam kesulitan pribadi, misalnya berupa rasa kesepian, dendam, takut, kesakitan fisik, dosa dan lain-lain. Beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bunuh diri adalah usaha seseorang untuk menyakiti dirinya sendiri dengan tujuan untuk meniadakan atau untuk menghilangkan nyawanya sendiri, hal ini biasanya dilakukan atas dasar motivasi-motivasi tertentu seperti menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Mengutip pendapatanya Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi dalam kitabnya “al-Insan bain al-musayyar wa al-mukhayyar” artinya, manusia antara dijalankan dan memilih berjalan sendiri atau manusia antara dipilihkan dan memilih sendiri dalam kehidupannya. Ketika manusia dilahirkan diatas dunia ini sebagai suku tertentu, apakah manusia itu memilih ataukah dipilihkan, manusia terlahir menjadi suku jawa, suku sumatera, suku madura, suku bajo, suku makian, suku tobelo-galela, suku ternate, suku tidore, suku cina, suku arab dan sebagainya. Ternyata yang berlaku pada diri manusia ketika dilahirkan di atas dunia ini adalah dipilihkan oleh Allah Swt bukan karena manusia itu memilih dirinya sendiri sebagai suku tertentu. Sehingga diantara kita tidak boleh saling mengejek atau mengolok-ngolok antara satu suku dengan suku lainnya dengan mengatakan ‘hai cina-hai batak-hai jawa-hai madura-dan hai bajo. Karena dia tidak pernah memilih dirinya untuk menjadi suku tertentu tapi dia dipilihkan oleh Allah Swt Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan ketika seseorang hendak mau ‘bunuh diri’ dengan menggunakan silet, pisau, pistol, minum racun, melompat dari atas gunung atau dari lantai tertinggi pada sebuah gedung, maka apakah dia ‘memilih’ ataukah dia ‘dipilih’ untuk ‘bunuh diri’? Anda mulai ragu kan kawan! Ketika Buya Hamka di penjara oleh penguasa saat itu sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya “tasawwuf modern” bahwa ketika itu Hamka benar-benar mengalami kondisi psikologi-jiwanya sangat rapuh dan terguncang hebat akibat dipenjarakan, apalagi Hamka diintrogasi oleh petugas keamanan penjara yang sangat galak dengan menaikkan sepatunya ke atas meja dan berkata kepadanya, ‘hai Hamka anda adalah pengkhianat negara yang akan menjual tanah air negara anda sendiri ke bangsa malasyia’.  Maka saat itu tersedia sebuah silet di dinding penjaranya, sehingga setan pun berbisik ditelinganya ‘hai Hamka ambil saja silet itu untuk kau iris urat nadimu’ percuma saja kau hidup saat ini karena kau sama sekali tidak ada lagi harga dirimu, bukannya kau di sumatera barat engkau sebagai ‘datuk’ yang sangat dihargai oleh masyarakatmu di sana. Setan pun berkata kepada Hamka, kau ‘bunuh’ saja dirimu yang tak berguna itu. Hamka sama sekali tidak terpengaruh dengan bisikan setan itu tapi dengan luar biasanya Hamka berhasil melawan bisikan setan dengan kekuatan imannya yang terhunjam kuat dalam kalbu Hamka. Maka bisikan ‘setan’ pun dikalahkan oleh kekuatan imannya Hamka.

Dengan demikian, ada saatnya dia memilih bahwa kenapa dia masuk neraka karena memang dia ‘memilih’ untuk mengikuti ajakan setan untuk menghilangkan ‘nyawanya sendiri’. Oleh karena itu, saya, anda, dan kita semua sangat dianjurkan untuk melakukan mitigasi dengan cara membaca ayat kursi, do’a-do’a, zikir-zikir, wirid-wirid, dan banyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw supaya jangan sampai setan berhasil berbisik kepada kita dengan mengatakan, ‘bunuhlah dirimu’, ‘bunuhlah dirimu’, dan ‘bunuhlah dirimu’. Misalnya ketika dia dikantor ditekan oleh atasannya, di jalan dia pun ditangkap oleh polisi-apalagi dia dikejar-kejar oleh KPK untuk ditangkap, dan lebih-lebih di rumah dia pun ditekan oleh istrinya untuk ‘memilih’ melakukan korupsi uang negara, maka situasi dan keadaan demikian pasti membuat dia mengalami ‘stres’ berat maka begitu dia tengok ‘baigon’ seperti minuman ‘coca-cola’ saja sehingga akhirnya dia pun minum jenis minuman racun itu untuk ‘memilih’ melakukan ‘bunuh diri’ maka dia yang melakukan ‘bunuh diri’ sudah dipastikan masuk ke dalam neraka jahannam, seyogyanya bagi orang Islam yang harus dia cepat-cepat lakukan adalah dengan melakukan mitigasi dengan mengambil air wudhu’ dan mengerjakan shalat fardhu maupun sunnah karena fungsi ibadah shalat itu adalah memberikan pertolongan pertama kepadanya untuk mitigasi dirinya dari perbuatan ‘memilih’ untuk melakukan tindakan ‘bunuh diri’, ‘wasta’inu bi al-shabri wa al-shalat’ (dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu). Ketika dia hendak meminum air digelas yang ada didepannya maka dia pun harus meminum air itu dengan ‘memilih’ untuk menggunakan tangan kanannya dalam mengangkat gelas itu bukan dengan menggunakan tangan kirinya, karena manusia itu diberikan fakultas pancaindra oleh Allah Swt dalam dirinya yakni kedua matanya agar ‘memilih’ untuk melihat yang baik-baik, kedua telinganya agar ‘memilih’ untuk mendengar pembicaraan yang baik-baik, mulut untuk ‘memilih’ berbicara yang jujur, dan kekuatan iradah dan kodrat agar dia memiliki kemampun dalam dirinya untuk ‘memilih’ hal-hal dalam hidupnya yang disukai oleh Allah Swt. Oleh karenanya, bahwa ‘bunuh diri’ itu adalah kemampuan dia untuk ‘memilih’ bukan satu-satunya ‘pilihan’ yang harus dia pilih untuk kemudian menghilangkan ‘nyawanya sendiri’.

Dalam Hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tentang hukum keras dan haram hukumnya bagi seseorang yang ‘memilih’ melakukan tindakan ‘bunuh diri’ dengan 3 (tiga) jalan yakni, pertama, “Barang siapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergengggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka jahannam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya. Kedua, “Barang siapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun maka ia akan selalu minghirupnya di neraka jahannam dan ia kekal di dalamnya. Ketiga, “Barang siapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka jahannam dan dia kekal di dalamnya”.

Cara memahami Hadis ini bahwa apa pun cara dia ‘memilih’ untuk melakukan ‘bunuh diri’ baik yang telah disebutkan dalam Hadis tersebut maupun yang tidak disebutkan caranya dalam Hadis ini, misalnya dengan menggunakan ‘tali’ yang diikat dilehernya untuk melakukan ‘bunuh diri’ sebagaimanya yang sangat viral saat ini cara untuk ‘memilih’ bunuh diri dengan tali gantungan, maka dipastikan yang bersangkutan akan masuk ke dalam neraka jahannam kekal di dalamnya. Tetapi yang dimaksud dengan ‘frasa’ khalidan, mukhalladan fiha abadan dalam redaksi Hadis tersebut, jika seseorang yang telah berhasil ‘bunuh diri’ itu memahami atau berkeyakinan bahwa perbuatan ‘bunuh diri’ itu adalah sesuatu yang ‘halal’ hukumnya, maka yang bersangkutan sudah merubah status hukum ‘bunuh diri’ secara syari’at yang ‘haram’ itu menjadi hukumnya ‘halal’ maka dia akan masuk ke dalam neraka jahannam kekal selama-lamanya karena dia telah mengalami ‘kekafiran’ dalam kematiannya. Sedangkan seseorang yang berhasil ‘bunuh diri’ dengan tidak memahami atau menyakini bahwa perbuatan ‘bunuh diri’ itu adalah hukumnya ‘halal’ maka yang bersangkutan tetap saja masuk ke dalam neraka jahannam dalam waktu yang panjang tapi tidak kekal selamanya di dalam neraka, karena pada akhirnya Allah Swt akan mengeluarkannya dari dalam neraka jahannam itu pada kloter terakhir dalam keadaan masih bertauhid kepada Allah Swt untuk masuk ke dalam surga-Nya. Dengan demikian, bahwa seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan yang mengambil jalan pintas dengan ‘memilih’ bunuh diri, maka dia tetap masih dalam keadaan bertauhid kepada Allah Swt dan kepadanya tidak dihukumi dia telah kafir dalam kematiannya dengan cara ‘memilih’ untuk bunuh diri karena memang ajalnya sudah bersamaan dengan cara dia memilih ‘bunuh diri’. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Menyerukan Keadilan untuk Masyarakat Adat: Sikap Mahasiswa Halmahera Timur di Yogyakarta

    Menyerukan Keadilan untuk Masyarakat Adat: Sikap Mahasiswa Halmahera Timur di Yogyakarta

    • calendar_month Jum, 23 Mei 2025
    • account_circle Redaksi Balengko Space
    • visibility 506
    • 0Komentar

    Balengko Space – Yogyakarta, (23 Mei 2025) Mahasiswa Halmahera Timur yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta menyampaikan pernyataan sikap terkait penahanan 11 warga masyarakat adat Maba, Desa Sangaji, Kabupaten Halmahera Timur. Mereka mengajak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk meninjau kembali proses hukum yang sedang berjalan serta memastikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat. Diketahui […]

  • Ramadhan Sebagai Spirit Pembebasan Diri

    Ramadhan Sebagai Spirit Pembebasan Diri

    • calendar_month Sab, 29 Mar 2025
    • account_circle Muhammad Asmar Joma
    • visibility 291
    • 0Komentar

    Saat ini umat Islam telah berada pada puncak perpisahan dengan ramadhan sebagai bulan yang suci, bulan yang dimana semua umat Islam diberikan tarbiyah (pendidikan) oleh Allah Swt. Ramadhan adalah salah satu bulan yang istimewa dari sekian banyak bulan dalam Islam, sehingga begitu banyak keistimewaan yang terdapat dalam ramadhan kita pun  diperintahkan oleh Allah Swt untuk […]

  • Pelantikan Ketua Tim Penggerak PKK Maluku Utara: Menyongsong Periode 2025-2030 untuk Pemberdayaan Masyarakat

    Pelantikan Ketua Tim Penggerak PKK Maluku Utara: Menyongsong Periode 2025-2030 untuk Pemberdayaan Masyarakat

    • calendar_month Sen, 10 Mar 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 386
    • 0Komentar

    Sumber Foto : Istimewa Sofifi, Senin, (10/3/25) – Pada hari ini, telah berlangsung pelantikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota serta Ketua Tim Pembina Posyandu Kabupaten/Kota se-Provinsi Maluku Utara untuk periode 2025-2030. Kegiatan tersebut dimulai pada pukul 14.00 WIT dan berlangsung di Gedung Paripurna Kantor DPRD Provinsi Maluku Utara, dengan dihadiri oleh Gubenur dan wakil Gubernur […]

  • Dari Senam Pagi Sampai Color Run: Ini Hal Tak Terlupakan dari Makrab PKPM-NUKU!

    Dari Senam Pagi Sampai Color Run: Ini Hal Tak Terlupakan dari Makrab PKPM-NUKU!

    • calendar_month Sel, 3 Jun 2025
    • account_circle Redaksi Balengko Space
    • visibility 102
    • 0Komentar

    (balengkospace.com) Yogyakarta- Keluarga Pelajar dan Mahasiswa (PKPM) NUKU Yogyakarta menggelar Malam Keakraban (Makrab) selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu, 30 Mei – 1 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung di Dolan Deso, Kulon Progo, Yogyakarta. Makrab tahun ini mengangkat tema “Merajut Kebersamaan, Menyatukan Langkah Dalam Harmoni Persaudaraan.” Sebanyak 12 peserta dan 19 pengurus ikut ambil […]

  • Pelantikan Sarbin Sehe sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara: Awal Pengabdian untuk Masyarakat dan Perubahan

    Pelantikan Sarbin Sehe sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara: Awal Pengabdian untuk Masyarakat dan Perubahan

    • calendar_month Kam, 20 Feb 2025
    • account_circle balengko space
    • visibility 345
    • 0Komentar

    Sumber Foto : Istimewa Jakarta, 20 Februari 2025 – Setelah pelantikan serentak kepala daerah di Indonesia, Sarbin Sehe resmi menjabat sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara mendampingi Gubernur Sherly Tjoanda. Upacara pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis (20/2) pukul 10.00 WIB. Dalam wawancara usai pelantikan, Sarbin Sehe mengungkapkan rasa syukur atas amanah yang diberikan. […]

  • Antara Introvert dan Ekstrovert; Kamu yang Mana?

    Antara Introvert dan Ekstrovert; Kamu yang Mana?

    • calendar_month Jum, 3 Jan 2025
    • account_circle Admin
    • visibility 98
    • 0Komentar

    Kontributor-Nurul Hafizdatul Muhajirah, S.Psi Balengko Space – Pada tanggal 3 Januari kemarin, kita memperingati hari introvert sedunia. Di mana introvert merupakan salah satu tipe kepribadian yang ada pada manusia. Istilah introvert digunakan untuk menggambarkan sebuah sifat yang cenderung menyendiri, lebih fokus pada dunia-dunia internal seperti terfokus pada diri sendiri, dan cenderung tidak suka bersosialisasi. Sama […]

expand_less